Ahad 26 Apr 2020 05:00 WIB

Langkah Strategis Kementan Dinilai Tuntaskan Masalah Gula

Langkah Mentan akan mampu segera menormalisasi lagi harga gula pasir putih di pasaran

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Pengamat pertanian Universitas Hasanuddin, Yunus Musa, mengapresiasi upaya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang meminta pabrikan gula rafinasi ikut memproduksi gula pasir putih.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pengamat pertanian Universitas Hasanuddin, Yunus Musa, mengapresiasi upaya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang meminta pabrikan gula rafinasi ikut memproduksi gula pasir putih.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pengamat pertanian Universitas Hasanuddin, Yunus Musa, mengapresiasi upaya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang meminta pabrikan gula rafinasi ikut memproduksi gula pasir putih. Langkah tersebut dianggap dapat menambah kepastian jaminan amannya stok gula pasir putih.

Yunus optimistis juga dengan cara-cara yang telah ditempuh Syahrul Yasin Limpo akan mampu segera menormalisasi lagi harga gula pasir putih di pasaran. Sehingga terjangkau daya beli masyarakat saat Ramadhan dan Lebaran nanti, yang sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). 

"Mentan dengan langkahnya ini bisa cepat mengembalikan lagi stabilitas harga gula untuk Ramadhan dan Idul Fitri. Apalagi kabarnya ke pasar-pasar juga sudah didistribusi ribuan ton gula pasir putih," ujar Yunus, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu 25/4)

Sebelumnya, ajakan Syahrul Yasin Limpo kepada pabrikan gula rafinasi agar memproduksi gula pasir putih diungkapkannya saat kunjungan kerja ke Cilegon, Banten, awal April lalu. Melalui sinergi seperti itu, Syahrul Yasin Limpo berharap ketersediaan harga gula pasir putih di pasaran hingga saat Idul Fitri dapat aman terpenuhi. Termasuk soal harga yang tidak mengalami lonjakan lagi.

Untuk gula pasir putih, sejak beberapa pekan terakhir hingga awal Ramadhan memang terpantau naik harganya di antara kisaran Rp 18.500-Rp 20 ribu. Stok gula pasir putih di pasaran pun sempat mengalami keterlambatan pasokan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement