Ahad 26 Apr 2020 08:48 WIB

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Siap Bekerja Kembali

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan akan kembali bekerja Senin (27/4)

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan akan kembali bekerja Senin (27/4) setelah sembuh dari infeksi Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan akan kembali bekerja Senin (27/4) setelah sembuh dari infeksi Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan akan kembali bekerja pada Senin (27/4) besok. Ia akan bekerja kembali setelah dinyatakan pulih dari infeksi virus corona dan menjalani perawatan di unit intensif (ICU) rumah sakit St Thomas di London.

Setelah pulih dan diharuskan beristirahat selama dua pekan, Johnson nampaknya siap kembali menjalani tugas memimpin pemerintahan negara. Sebelumnya, pada Jumat (24/4) ia juga sempat mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak.

Baca Juga

Selain itu, Johnson juga diketahui telah mengadakan serangkaian pertemuan dengan para penasihat pemerintahan dan sejumlah menteri lainnya. Seorang sumber mengatakan pria berusia 55 tahun itu memberi pengarahan terperinci mengenai kebijakan yang dilakukan sejauh ini dan untuk fase selanjutnya dalam perjuangan menghadapi situasi pandemi saat ini.

Pertemuan seluruhnya dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom. Meski nampaknya telah siap kembali aktif bekerja, namun kondisi kesehatan Johnson masih terus dipantau dan dokter yang bertugas untuknya akan memberi saran.

Johnson mengumumkan bahwa dirinya positif terinfeksi virus corona jenis baru pada 27 Maret lalu. Ia sempat menjalani perawatan di unit perawatan intensif pada 6 April lalu, setelah gejala-gejala yang dialaminya memburuk.

Saat ini Inggris mengonfirmasi ada 148.377 kasus Covid-19 dan 20.319 kematian. Negara itu telah memberlakukan lockdown guna membendung penyebaran virus corona jenis baru.

Meski demikian, Inggris menjadi negara kelima dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 20 ribu akibat Covid-19 setelah Amerika Serikat (AS), Italia, Spanyol, dan Prancis. Angka ini diperkirakan belum termasuk kematian dalam komunitas yang lebih luas, seperti di panti jompo. Ini berarti jumlah korban sebenarnya akan lebih tinggi setidaknya beberapa ribu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement