Ahad 26 Apr 2020 08:57 WIB

Gubernur Jabar Nilai PSBB Bandung Raya Berhasil

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai penerapan PSBB Bandung Raya berhasil.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil
Foto: Arie Lukihardianti /Republika
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil membahas evaluasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bersama bupati dan wali kota se-Bandung Raya. PSBB Bandung Raya yang diterapkan sejak Rabu (22/4) dinilai berhasil salah satunya jika pergerakan manusia hanya sebanyak 30 persen, baik di permukiman maupun jalanan.

Khusus pergerakan di jalan raya, warga/kendaraan yang dibolehkan beraktivitas yang sifatnya darurat dan memiliki izin tertulis. Yang termasuk di antaranya pengecualian yang diatur dalam peraturan bupati/wali kota. "Keberhasilan PSBB (Bandung Raya), (salah satunya) saya harap bupati/wali kota bisa menurunkan pergerakan hingga (di angka) 30 persen, baik kepadatan di permukiman maupun di jalanan," ujar gubernur yang akrab disapa Emil ini.

Baca Juga

Dalam pertemuan daring tersebut, Emil dan kepala daerah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang juga sepakat bahwa warga tidak diperbolehkan keluar dari daerahnya. Emil pun meminta kepolisian untuk memperketat pintu masuk di wilayah perbatasan, termasuk jalan-jalan tikus.

"Mulai sekarang kita perketat penjagaan di perbatasan. Tidak boleh ada warga yang masuk maupun keluar dari wilayahnya kecuali dengan alasan yang jelas," kata Emil.

Lewat konferensi video itu, Emil turut meminta laporan pelaksanaan rapid test di setiap daerah. Menurut dia, indikator keberhasilan PSBB lainnya adalah ditemukannya peta persebaran Covid 19 melalui tes masif dengan metode rapid diagnostic test (RDT) maupun real time polymerase chain reaction (RT-PCR). Karena itulah, saat PSBB Bandung Raya berakhir pada 5 Mei mendatang, diharapkan terjadi perlambatan penambahan kasus Covid-19.

Emil menjelaskan, penambahan memang masih diprediksi naik, tetapi jumlah penambahannya berkurang tidak seperti sebelum PSBB diberlakukan. "Misalnya, yang biasanya sehari ada 12 kasus positif menjadi lima (kasus). Ini juga salah satu ukuran keberhasilan PSBB," kata Emil seraya berharap Bandung Raya menjadi percontohan PSBB terbaik di Indonesia.

Lewat konferensi video tersebut, Wali Kota Bandung Oded M Danial melaporkan, meski pada hari pertama PSBB Kota Bandung masih terjadi cukup banyak pelanggaran, trennya terus menurun. Saat ini, menurut Oded, permasalahan yang harus segera dituntaskan adalah arus lalu lintas warga dari luar Kota Bandung yang datang dari berbagai arah.

Dia mengatakan, arus lalu lintas terpantau cukup banyak di ring 2 yang memiliki 42 akses masuk ke Kota Bandung, baik melalui tol maupun jalan arteri. "Kemudian, di ring 3 atau kewilayahan terpantau kesadaran warga di tiap RW sudah bagus dan memiliki sistem pengawasan terukur, misalnya menutup gang-gang masuk," kata Oded.

Sementara itu, Wali Kota Cimahi Ajay M Priatna berharap ada sinkronisasi antarwilayah agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapan PSBB Bandung Raya. Selain itu, Ajay mengatakan, tindakan tegas juga perlu dilakukan agar PSBB berjalan lebih efektif. "Saya apresiasi pertemuan ini karena memang harus ada evaluasi bersama secara berkala," ujarnya.

Terkait tes masif di Kota Cimahi, Ajay melaporkan bahwa hingga saat ini pihaknya sudah melakukan tes masif dengan metode RDT kepada 2.994 orang. "Hasilnya, ditemukan 30 orang positif yang akan ditindaklanjuti dengan tes (swab) PCR," tutur Ajay. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement