Ahad 26 Apr 2020 11:06 WIB

Rumor tentang Kondisi Kesehatan Kim Jong-un Terus Berkembang

Rumor tentang kondisi kesehatan pemimpin Korut Kim Jong-un terus berkembang.

Rep: Puti Almas/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah warga menonton televisi yang menunjukkan program berita yang melaporkan tentang pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan file gambar di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Selasa (21/4). Pemerintah Korea Selatan sedang mencari laporan yang belum dikonfirmasi yang mengatakan Korea Utara Pemimpin Korea Kim dalam kondisi lemah setelah operasi.
Foto: AP / Lee Jin-man
Sejumlah warga menonton televisi yang menunjukkan program berita yang melaporkan tentang pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan file gambar di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Selasa (21/4). Pemerintah Korea Selatan sedang mencari laporan yang belum dikonfirmasi yang mengatakan Korea Utara Pemimpin Korea Kim dalam kondisi lemah setelah operasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Rumor terkait kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang memburuk sejak melewatkan sejumlah acara-acara penting di negara itu, terus bermunculan. Belum ada laporan maupun verifikasi apapun yang menjawab pertanyaan publik, termasuk spekulasi-spekulasi yang terus berkembang. 

Dilansir Fox News, pada awal pekan lalu, Kim Jong-un dilaporkan telah menjalani  operasi kardiovaskular. Namun, tidak ada rincian spesifik mengenai kondisinya setelah itu. Ia juga secara jelas tidak dapat hadir di acara peringatan ulang tahun pendiri Korut, Kim Il Sung yang merupakan kakeknya pada 15 April lalu. 

Baca Juga

Dalam sebuah laporan yang berkembang setelahnya, Kim Jong-un dikatakan sedang dalam masa pemulihan setelah operasi dan beritirahat di sebuah resor tepi pantai pada 12 April lalu. Kondisi kesehatannya disebut memburuk karena kebiasaan merokok, serta obesitas, dan kelelahan bekerja. 

Sementara, Tucker Carlson dari Fox News pernah mengatakan saat menyaksikan pertemuan antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) di Zona Demiliterisasi (DMZ), pemimpin Korut tersebut terlihat tidak sehat. Namun, meski banyak klaim tentang kondisi pria berusia 36 tahun itu, beum ada verifikasi secara independen yang didapatkan.

Trump yang ditanya mengenai kondisi kesehatan Kim Jong-un mengatakan nampaknya laporan mengenai rumor-rumor yang beredar adalah salah. Ia mengatakan laporan yang ada nampaknya salah dan berasal dari dokumen-dokumen lama tentang catatan medis pemimpin negara terisolasi itu. 

Pemerintah Cina sebelumnya juga disebut telah mengirim tim yang melibatkan para ahli medis ke Korut, setelah adanya laporan tentang kondisi kesehatan Kim Jong-un. Kemudian pada Sabtu (25/4), sebuah majalah Jepang menerbitkan laporan yang tidak diverifikasi yang mengklaim komplikasi dari operasi meninggalkan Kim dalam "keadaan vegetatif." 

Di hari yang sama tersebut, media Hong Kong membuat klaim yang tidak terverifikasi bahwa Kim Jong-un telah meninggal. Namun, para pejabat AS mengatakan belum ada laporan intelijen secara definitif yang menunjukkan bahwa diktator sudah mati.

Sumber mengatakan Gedung Putih akan terus memantau situasi dengan hati-hati. Di tengah rumor kondisi kesehatan Kim Jong-un yang memburuk, ada sejumlah spekulasi yang berkembang dan menjadi kekhawatiran yaitu mengenai masa depan politik Korut yang mungkin tidak jelas, karena garis suksesi yang belum ada. Selama tujuh dekade, negara itu dipimpin oleh keturunan Kim Il Sung.

Kim Jong-un adalah generasi ketiga dari keluarganya yang memerintah Korut. Kultus kepribadian yang kuat telah dibangun di sekelilingnya, sang ayah dan kakek. Garis keturunan keluarga "Paektu", dinamai berdasarkan puncak tertinggi di Semenanjung Korea, dikatakan hanya memberi anggota keluarga langsung hak untuk memerintah bangsa.

Hal itu membuat adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo Jong menjadi kandidat terkuat yang paling mungkin meneruskan kekuasaan jika sang kakak tidak mampu untuk memimpin Korut karena sakit atau meninggal. Namun, beberapa ahli mengatakan kepemimpinan kolektif, yang dapat mengakhiri aturan dinasti keluarga, juga bisa dimungkinkan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement