Ahad 26 Apr 2020 12:09 WIB

Perawat Pasien Covid-19 Pun Rindu Pulang ke Rumah

Tenaga medis Covid-19 miliki prosedur pembatasan interaksi langsung dengan keluarga.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Tenaga medis Covid-19 memiliki prosedur pembatasan interaksi langsung dengan keluarga. Ilustrasi.
Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA
Tenaga medis Covid-19 memiliki prosedur pembatasan interaksi langsung dengan keluarga. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Tim Perawatan RSD Wisma Atlet Kapt Fitdy Eka mengatakan, tenaga kesehatan rindu pulang ke rumah. Karena itu, ia meminta masyarakat menaati protokol kesehatan agar wabah segera selesai.

"Rekan-rekan kami juga ingin pulang ketemu keluarga, anak, istri, orang tua. Pergerakan kami dibatasi. Kami menyesuaikan. Anda agar tetap di rumah. Kami bekerja biar kita putus rantai penularan Covid-19," katanya dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Ahad (26/4).

Baca Juga

Dia mengatakan, tenaga kesehatan yang mengurusi pasien Covid-19 seperti dokter, perawat, analis, dan tenaga kesehatan (nakes) lainnya memiliki prosedur pembatasan interaksi langsung dengan keluarga. Pembatasan diterapkan demi mengurangi risiko penularan.

Para nakes, kata dia, harus tetap tinggal di dekat area perawatan pasien Covid-19 selama beberapa pekan terakhir. Interaksi dengan keluarga dan kerabat dilakukan melalui panggilan video atau video call di ponsel.

"Baik dokter, perawat, analis, dan nakes lainnya semua memiliki rasa kangen, rindu keluarga, berkumpul, bersenda gurau langsung," ujar Fitdy.

Dalam bertugas, Fitdy mengatakan, tenga kesehatan harus bisa mengatasi rasa bosan di tengah tugas harus mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. APD lengkap dikenakan selama delapan jam tanpa makan, minum, dan buang air. Terdapat tiga tim nakes yang bekerja selama 24 jam terbagi masing-masing delapan jam untuk tiga shift.

Pada tahap itu, para nakes berupaya mengatur sedemikian rupa agar pelaksanaan merawat pasien Covid-19 tetap berjalan baik. Dengan demikian, pasien Covid-19 dapat sembuh dan corona tidak menginfeksi petugas.

Menilik suka-duka nakes Covid-19 itu, Fitdy mengajak masyarakat turut berupaya memutus rantai penularan sehingga tidak ada lonjakan drastis dari penderita. Jika jumlah penderita Covid-19 melebihi kapasitas fasilitas kesehatan, akan makin banyak yang tidak tertolong.

Pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, masyarakat juga diminta agar tidak mudik terlebih dahulu guna mencegah penularan Covid-19 yang lebih masif. "Anda tidak ingin mudik membawa penyakit kan? Tidak usah mudik untuk memutus mata rantai Covid-19 agar jangan terus berlangsung," kata dia.

Fitdy kembali mengingatkan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Ia mengingatkan agar masyarakat memakai masker jika harus keluar dan mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik.

"Jaga jarak interaksi tempat umum satu sampai meter. Belajar (dan) bekerja di rumah. Belanja kalau bisa online. Dengan begitu, pemutusan mata rantai Covid-19 bisa lebih maksimal. Pandemi bisa diakhiri. Ingat, kita rindu tradisi mudik saat masa pembatasan ini," kata Fitdy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement