Ahad 26 Apr 2020 14:38 WIB

Muhammadiyah: Dahulukan Cegah Wabah Dibanding Mudik

Para pemudik dapat menularkan covid-19 tanpa dia sadari kepada keluarganya di kampung

Rep: Rossi Handayani/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa suhu tubuh pemudik yang akan menuju Sumedang di perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Pemerintah Kabupaten Sumedang memberlakukan karantina wilayah parsial (KWP) dengan mendirikan posko tim gugus tugas COVID-19 di sejumlah titik perbatasan untuk mencegah penyebaran virus Corona yang mungkin saja dibawa oleh pemudik.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Petugas memeriksa suhu tubuh pemudik yang akan menuju Sumedang di perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Pemerintah Kabupaten Sumedang memberlakukan karantina wilayah parsial (KWP) dengan mendirikan posko tim gugus tugas COVID-19 di sejumlah titik perbatasan untuk mencegah penyebaran virus Corona yang mungkin saja dibawa oleh pemudik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Organisasi Islam Muhammadiyah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan mudik sebagai bentuk pencegahan meluasnya pandemi covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir.

"Dahulukan cegah wabah ketimbang memaksakan diri mudik. Kegiatan-kegiatan keagamaan saja sudah dibatasi sedemikan rupa sesuai dengan hukum syariat, maka mudik tentu saja sebagai kegiatan sosial dapat dihentikan atau tidak dilaksanakan," kata Haedar, Ahad (26/4).

Haedar mengungkapkan, mudik dalam keadaan normal, yang menjadi tradisi bangsa Indonesia merupakan hal yang positif. Lewat mudik maka akan menjalin silaturahmi, merekat kekeluargaan dan kekerabatan serta, merawat hubungan sosial dengan lingkungan setempat. 

Akan tetapi ketika saat ini tengah berada dalam suasana darurat musibah besar pandemi Covid-19, maka warga diharapkan untuk tidak mudik. Hal ini karena mudik dapat menjadi masalah apabila dilakukan saat ini. 

Para pemudik dapat menularkan covid-19 tanpa dia sadari kepada keluarganya di kampung. Terlebih lagi, mereka yang akan mudik dari zona merah, ini dapat menimbulkan masalah di tempat tujuannya.

"Dalam suasana seperti ini kedepankan prinsip dalam agama sebagaimana hadist Nabi, La dharara wa Laa dhirara, jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan kemudharatan atau kerugian diri sendiri dan keluarga, juga menimbulkan kerugian dan kemudharatan bagi orang banyak," ucap Haedar.

Ia mengatakan, mudik dapat diganti di waktu lainnya pada saat Indonesia telah keluar dari musibah ini. Sebagai gantinya, masyarakat dapat memanfaatkan sarana media sosial secara daring untuk melakukan komunikasi.

Di samping itu, Haedar mengungkapkan, Pemerintah juga turut aktif dalam membantu warga yang tidak mudik. "Tapi pemerintah pusat maupun daerah dituntut benar-benar memikirkan bagaimana meringankan beban warga yang tidak mudik maupun warga lainnya yang menderita karena kondisi wabah ini. Mereka jangan sampai ada yang kelaparan," ucap Haedar.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement