Ahad 26 Apr 2020 15:14 WIB

Investasi Tahun Ini Perlu Diarahkan untuk Kesehatan-Pangan

Pemerintah perlu mendatangkan investasi besar di bidang kesehatan ke Indonesia.

Investasi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) perlu mengarahkan investasi yang masuk ke Indonesia pada tahun ini untuk bidang kesehatan dan pangan. Kesehatan dan pangan merupakan dua hal yang dibutuhkan di saat pandemi Covid-19.

"Saya berharap kepada BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), pada masa wabah Covid-19, investasi hingga akhir tahun 2020 ini, arahkan pada bidang kesehatan dan pangan," kata Anggota Komisi VI DPR Nevi Zuairina dalam rilis di Jakarta, Ahad (26/4).

Baca Juga

Menurut politisi Fraksi PKS itu, investasi skala besar itu juga harus menghasilkan produk berkualitas dengan standard yang diterima dunia internasional. Ia mengingatkan bahwa investasi berskala besar tersebut dibutuhkan antara lain karena hampir 95 persen alat kesehatan kita termasuk obat, adalah impor, terutama bahan bakunya.

Nevi juga mengusulkan adanya upaya dalam rangka mengumpulkan dukungan dari berbagai pihak pada pengumpulan dan pengolahan data potensi dan peluang investasi di seluruh Kabupaten/Kota.

Sebelumnya Anggota Komisi VI DPR Adisatrya Suryo Sulisto juga meminta pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berjuang untuk mendatangkan investasi besar di bidang kesehatan ke Tanah Air agar ke depannya, pembuatan obat tidak memiliki ketergantungan terhadap impor bahan baku.

"Saya harap Kepala BKPM terus berjuang untuk mendatangkan investasi-investasi ke depan," kata Adisatrya Suryo Sulisto.

Menurut politisi Fraksi PDIP itu, setelah pandemi usai diyakini bakal banyak tenaga kerja yang perlu diserap oleh industri, terutama industri yang memerlukan investasi yang bermodal besar.

Ia menginginkan salah satu yang perlu difokuskan adalah industri dasar kimia yang terkait dengan keluhan sejumlah BUMN Farmasi yang memerlukan dukungan penuh dalam pembuatan bahan baku obat.

"Ini salah satu sektor yang menurut kami perlu diprioritaskan oleh BKPM, bagaimana ke depan kita harus memperkuat industri di dasar kita, sehingga kita tidak tergantung kepada bahan baku impor," katanya.

Dengan demikian, ujar dia, maka Indonesia dapat memproduksi berbagai jenis obat dan vitamin untuk kebutuhan nasional.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement