Ahad 26 Apr 2020 17:35 WIB

Satu PDP di Cianjur Meninggal Saat Dirawat di RSUD Cimacan

Dua kali rapid test Ny S negatif sebelum meninggal dalam status PDP Covid-19.

Bendera kuning sebagai pengganti nisan berada di pusara kasus meninggal akibat Covid-19. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/muhammad adimaja
Bendera kuning sebagai pengganti nisan berada di pusara kasus meninggal akibat Covid-19. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pasien dalam pengawasan (PDP) Ny S (49) warga Cianjur, Jawa Barat, meninggal dunia setelah mendapat perawatan selama beberapa hari di ruang isolasi RSUD Cimacan. Sehingga pemakaman terhadap korban meninggal dalam kondisi hamil itu, dilaksanakan sesuai prosedur Covid-19.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur Yusman Faisal pada wartawan, Ahad (26/4), mengatakan jumlah PDP meninggal di Cianjur bertambah menjadi 7 orang yang sebagian besar negatif berdasarkan hasil tes swab. Untuk Ny S, masih menunggu hasil laboratorium yang sudah dikirim beberapa hari sebelumnya.

Baca Juga

"Ny S datang dengan gejala sesak napas disertai demam tinggi. Setelah dilakukan rapid test hasilnya negatif, sehingga pasien sempat diperbolehkan pulang. Namun, pasien kembali dibawa ke rumah sakit karena mengalami keluhan yang sama," katanya.

Sehingga, lanjutnya, tim medis kembali melakukan rapid dan mengambil sampel dahak pasien untuk keperluan swab. Selang beberapa hari menjalani perawatan warga Kecamatan Pacet itu menghembuskan napas terakhirnya dan petugas melakukan pemulasaran sesuai dengan prosedur penanganan Covid-19, termasuk proses pemakaman.

"Hasil rapid test dua kali dilakukan menunjukkan hasil negatif, kita tinggal menunggu hasil swab dengan harapan sama negatif. Untuk saat ini PDP yang masih menjalani perawatan berjumlah 26 orang, 13 orang selesai, 7 orang meninggal," katanya.

Sementara mudahnya akses masuk ke Cianjur dari berbagai daerah, katanya, membuat angka orang dalam pemantauan (ODP) di Cianjur meningkat tajam. Sehingga, pihaknya berkoordinasi dengan tim di posko desa lebih meningkatkan pengawasan dan pendataan bagi pemudik.

"Pemudik harus benar-benar melakukan isolasi mandiri sebagai upaya memutus rantai penyebaran. Jangan sampai mereka pulang membawa virus berbahaya dan menularkan pada keluarga di kampung, ini perlu diawasi dan diwaspadai," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement