REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Kolaborasi antara Yohan, seorang petani milenial berasal dari Kota Kediri, Jawa Timur dan Agus Fatony Tohari, sebagai Penyuluh Pertanian di BPP Kecamatan Pesantren, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri berbuah hasil. Mereka berdua berkolaborasi agar petani tetap giat dalam melakukan kegiatan pertanian ditengah pandemic Covid-19. Berdua sepakat bahwa pertanian tidak boleh berhenti.
Yohan, sosok petani kelahiran 1981 sekaligus ketua Kelompok Tani Makmur Tosaren Kelurahan Tosaren Kecamatan Pesantren Kota Kediri, berhasil mengembangkan budidaya tanaman sehat khususnya pada tanaman sayur buah mentimun.
Yohan semangat berbudidaya mentimun karena mengandung banyak antioksidan yang dapat mencegah kerusakan oksidatif dalam tubuh. Di mana antioksidan dapat berikatan dan menetralkan elektron tidak berpasangan (radikal bebas) untuk melindungi dari masalah seperti penyakit kronis dan penuaan dini.
Ketika makan mentimun setiap hari, maka akan meningkatkan asupan antioksidan terutama flavonoid dan tanin yang kuat dan kandungan mentimun 96 persennya adalah air. Serta mentimun tidak mengandung lemak tetapi mengandung protein, vitamin C, vitamin K, magnesium, potasium, dan mangan dalam jumlah yang signifikan.
Sehingga mentimun sangat cocok sebagai imunitas tubuh dikala kita sedang dalam wabah virus corona. Dalam budidaya mentimun sehat ini, Yohan menerapkan pemilihan benih mentimun yang berkualitas baik, perawatan dan pemeliharaan yang sesuai, serta pembuatan ajir sebagai tempat tumbuh rambatan dari tanaman
mentimun.
Selain itu pada saat penanaman tanah harus gembur, dan buat bedengan dengan tinggi sekitar 15-20 cm, lebar 110 cm dan untuk panjangnya bisa menyesuaikan dengan kondisi lahan. Baiknya antar bedengan dibuatkan saluran seperti selokan dengan ukuran 50 cm.
Untuk pemupukan, Yohan hanya mengandalkan pupuk organik yaitu pupuk dasar hanya menggunakan kotoran hewan kambing, masa vegetatif mulai usia 7 hst sampai 21 hst (hari setelah tanam) menggunakan pupuk cair organik (air cucian beras dengan mol bonggol pisang) dengan dikocor tiap 7 hari sekali, kemudan masa generatif mulai usia 21 hst sampai 42 hst pupuk organik cair tersebut mulai ditambahi unsur K dengan air rendaman sabut kelapa.
Pengairan dengan menggenangi selokan untuk melembabkan tanah sebelum proses penanaman, dengan memperhatikan drainaseagar berjalan dengan lancar. Mentimun bisa dipanen pertama 32 hst, dan panenan bisa menyesuaikan dengan kriteria atau ukuran yang diinginkan oleh pasar. “Ada dua kriteria yang digemari konsumen, mentimun acar (bentuknya lurus, segar, kulit buah mulus, dan ukuran 10 - 15 cm) dan mentimun besar (bentuknya lurus, segar, kulit buah mulus, dan ukuran 15 - 20 cm).
"Sedangkan usia tanaman bisa sampai 65 70 hst apabila aman dari jamur ungkap," kata Yohan belum lama ini.
Di saat wabah Covid-19 ini, harga mentimun ditingkat petani masih di kisaran 1.000 rupiah di mana hasil yang didapat jika panen mencapai 60-75 ton/ha mencapai 75 juta, sedangkan jika harga timun 5.000 rupiah per kg-nya, bisa meraup hingga 375 Juta rupiah. Yohan berharap lebih merasakan segarnya harga mentimun pada saat menjelang Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri walau musim kemarau akan segera tiba, karena ketersediaan air mulai berkurang.
"Saya saat ini menerapkan pemasaran secara online di media sosial seperti facebook dan melalui whatsapp yang terhubung dengan petani hortikutltura, end user (pembeli langsung) serta Pasar Grosir Ngronggo di Kota Kediri dalam mendongkrak pertumbuhan perekonomian poktan kami," kata Yohan.
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nusyamyi mengatakan, apa yang dilakukan oleh Yohan sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan menyampaikan sektor pertanian menjadi harapan, tulang punggung ditengah upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. SYL meyakini usaha dan kredibilitas generasi muda di bidang pertanian semakin berkembang.
Dedi mengatakan, peran generasi milenial mampu ikut membantu menjadi corong positif pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian, dengan mempercepat advokasi kepada masyarakat terutama berkaitan dengan program-program Kementerian Pertanian.
"Meskipun saat ini negara diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat mengolah dan semangat panen. Ini membuktikan pertanian tidak berhenti," kata Dedi.