Ahad 26 Apr 2020 23:12 WIB

Mayoritas Warga Sukabumi Positif Covid-19 adalah OTG

Total jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Sukabumi saat ini 25 orang.

Aparat kepolisian Polres Sukabumi Kota melakukan simulasi penanganam jenazah Covid-19 di halaman Mapolres Sukabumi Kota, Senin (20/4). (ilustrasi)
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Aparat kepolisian Polres Sukabumi Kota melakukan simulasi penanganam jenazah Covid-19 di halaman Mapolres Sukabumi Kota, Senin (20/4). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan, mayoritas warga yang terkonfirmasi terinfeksi positif virus mematikan ini merupakan orang tanpa gejala (OTG). Total jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Sukabumi saat ini 25 orang.

"Saat ini jumlah pasien positif Covid-19 di Kota Sukabumi mencapai 25 orang, satu di antaranya sudah sembuh. Dari jumlah tersebut didominasi pasien OTG," kata Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Sukabumi Wahyu Hendrayana di Sukabumi, Ahad (26/4).

Baca Juga

Menurutnya, pasien positif tersebut dari hasil tracing atau penelusuran ternyata pernah kontak langsung dengan pasien yang lebih dahulu dinyatakan terinsfeksi virus corona. Bahkan penambahan tiga kasus warga yang tertular Covid-19, mereka tertular dari transmisi lokal.

Wahyu mengatakan, dengan semakin banyaknya warga yang terjangkit Covid-19, apalagi tanpa gejala kewaspadaan harus ditingkatkan. Karena, bisa saja ada orang yang positif tertular virus tersebut tampak sehat atau tidak menandakan bahwa tubuhnya tertular, sehingga menularkan virusnya ke orang lain.

Ia mengingatkan, agar warga tidak menganggap remeh virus ini, karena sudah banyak OTG setelah menjalani pemeriksaan swab hasilnya positif terinfeksi. Oleh karena itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dengan mematuhi anjuran pemerintah, seperti diam di rumah jika tidak ada hal penting dan mendesak, jangan berkeliaran, apalagi nongkrong, selalu menggunakan masker, tidak berkumpul dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, sebab virus ini bisa menyerang siapa saja.

"Peran masyarakat dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 sangat penting, jangan sampai akibat tidak ada kesadaran di masyarakat, seperti tidak mematuhi anjuran pemerintah menjadi "bom waktu". Ini terbukti sudah banyak warga yang hasil pemeriksaan swab-nya positif, tetapi tidak mengalami gejala terinfeksi Covid-19," tambahnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement