Senin 27 Apr 2020 05:15 WIB

PM Italia akan Buka Kembali Perekonomian pada 4 Mei

Membuka kembali industri manufaktur adalah bagian perlonggaran lockdown Italia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Toko pakaian anak-anak yang kembali buka setelah terjadi penutupan akibat dari lockdown Covid-19 di Naples, Italia, Selasa (14/4). Bisnis sebagai toko pakaian anak-anak serta alat tulis akan hanya diizinkan buka dua kali dalam seminggu. Negara-negara di seluruh dunia saat ini mengambil langkah-langkah untuk membendung penyebaran Covid-19.
Foto: EPA-EFE/CIRO FUSCO
Toko pakaian anak-anak yang kembali buka setelah terjadi penutupan akibat dari lockdown Covid-19 di Naples, Italia, Selasa (14/4). Bisnis sebagai toko pakaian anak-anak serta alat tulis akan hanya diizinkan buka dua kali dalam seminggu. Negara-negara di seluruh dunia saat ini mengambil langkah-langkah untuk membendung penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte mengatakan, negaranya akan memulai membuka kembali industri manufaktur pada 4 Mei mendatang. Hal itu bagian dari rencana pelonggaran lockdown atau karantina wilayah selama beberapa pekan di negara yang terpukul akibat dampak dari virus Corona tipe baru atau Covid-19.

"Kami bekerja kini untuk memungkinkan pembukaan kembali sebagian bisnis dari manufaktur hingga konstruksi pada 4 Mei," ujar Conte kepada harian Italia La Republblica dikutip laman Reuters, Ahad (26/4).

Baca Juga

Dia menjanjikan bahwa langkah-langkah baru akan dipresentasikan paling lambat awal pekan depan. Rencana ini juga memuat untuk membuka kembali sekolah-sekolah di seluruh negeri pada September mendatang.

Conte mengatakan perusahaan harus memperkenalkan langkah-langkah keselamatan kesehatan yang ketat sebelum diizinkan untuk membuka kembali kegiatan mereka.  Adapun beberapa bisnis yang dianggap strategis, termasuk kegiatan yang terutama berorientasi ekspor, dapat dibuka kembali minggu depan asalkan mereka mendapat persetujuan dari otoritas lokal.

Conte mengatakan sekolah akan dibuka kembali pada September. "Mengajar dari jarak jauh berjalan baik," katanya.

Italia terbilang sebagai negara Eropa paling terpukul oleh virus korona baru ini. Italia sudah memberlakukan lockdown atau karantina wilayah sejak Maret sejalan dengan korban meninggal dan kasus karena Corona yang semakin membludak.

Pelonggaran lockdown dengan membuka kembali ekonominya sedang diawasi ketat di seluruh dunia karena tingkat kasus dan kematian masih tinggi. Negara-negara lain juga banyak yang mempertimbangkan langkah yang sama.

Menurut laman worldometers, hingga Ahad (26/4) siang, Italia mencatat 195.351 kasus infeksi positif Covdi-19 dengan total kematian 26.384 orang di seluruh Italia. Sementara total kasus global tercatat 2.923.336, dengan kematian 203.308 jiwa di 210 negara dan wilayah di dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement