Senin 27 Apr 2020 12:19 WIB

Rumor Kondisi Kim Jong-un dan Calon Penggantinya

Absennya Kim Jong-un sejak pertengahan April memicu rumor kondisinya yang tidak bai

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tampak dalam foto tahun 2018 bersama adiknya Kim Yo-jong. Yo-jong disebut sangat mungkin menggantikan posisi Jong-un jika sesuatu terjadi padanya.
Foto: AP
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tampak dalam foto tahun 2018 bersama adiknya Kim Yo-jong. Yo-jong disebut sangat mungkin menggantikan posisi Jong-un jika sesuatu terjadi padanya.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Jaramaya, Puti Almas, Dwina Agustin, Antara

Keberadaan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un masih misterius. Rumor mengenai masalah kesehatan Kim yang melemah, hingga ada yang menyebut dia meninggal dunia masih belum bisa dikonfirmasi.

Apabila Kim meninggal dunia, maka satu-satunya anggota keluarga yang dapat meneruskan tahta kepemimpinan Korut adalah saudara perempuan Kim, yakni Kim Yo-jong. Perempuan yang berusia 30 tahun tersebut telah mendampingi Kim dalam sejumlah pertemuan negara, antara lain pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Sosok Yo-Jong juga tampak terlihat duduk di belakang Wakil Presiden AS Mike Pence saaat menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2018. Dia juga menjadi anggota keluarga pertama yang mengunjungi Seoul. Ketika itu Yo-jong menyampaikan undangan secara pribadi dari saudaranya kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk hadir dalam sebuah pertemuan.

Di Korut, peran seorang perempuan dalam masyarakat sangat dipantau dengan ketat. Sebagian besar pengamat Korut mengatakan, garis keturunan dalam kepemimpinan Korut lebih penting daripada gender.

"Peran Yo-jong kemungkinan akan terbatas pada seorang perwakilan. Tidak hanya kepemimpinan yang didominasi pria, tetapi juga orang-orang biasa di sana akan menentang pemimpin wanita," ujar dosen studi Korut di Universitas Korea, Yoo Ho-yeol, dilansir Bloomberg.

Dinasti keluarga Kim telah memerintah Korea Utara selama tiga generasi sejak pendiriannya setelah Perang Dunia II, tepatnya ketika Uni Soviet dan AS membagi kendali atas Semenanjung Korea. Keluarga Kim telah membangun dinasti politik yang paling kuat di dunia dan membuat klaim terkemuka untuk legitimasi dalam kediktatoran garis keturunan.

Dalam banyak hal, Yo-jong telah menghabiskan hampir satu dekade terlibat dalam aparatur negara. Dia telah dipersiapkan dengan lebih baik untuk mengambil alih puncak kepemimpinan. Tidak menutup kemungkinan, apabila Yo-jong naik tahta, akan banyak pihak yang mempetanyakan tentang kepemimpinanya.

"Dia perlu khawatir untuk mendapatkan peneriman sebagai pemimpin oleh warga Korut berdasarkan garis keturunan keluarga Kim. Nasib Korut dimulai dan berakhir dengan keluarga Kim," ujar analis kebijakan, Soo Kim.

Sebetulnya ada calon ahli waris laki-laki yang berpotensi meneruskan takhta kepemimpinan Korut yakni Kim Jon-chol yang merupakan saudara Kim, dan keponakannya, Kim Han-sol. Namun Kim Jon-chol lebih tertarik untuk bermain musik ketimbang politik. Sedangkan Kim Han-sol justru mengecam rezim pemerintah Kim dan tinggal di luar negeri.

Media Korea Selatan melaporkan bahwa Kim Jong Un memiliki seorang putra berusia 10 tahun. Tetapi tidak satu pun dari anak-anaknya yang disebutkan secara resmi di media pemerintah.

Pengamat internasional dan guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana, mengatakan masih ada sosok yang juga bisa menggantikan posisi Kim Jong-un. Dia dari kalangan senior yaitu bibi dari Kim Jong-un, Kim Kyong-hui.

Kim Kyong-hui pernah menjadi figur yang kuat pada masa kepemimpinan saat kakaknya Kim Jong-il menjadi pemimpin Korea Utara. "Bibinya itu mengalami masa-masa ayahnya Kim Jong-un yaitu Kim Jong-il berkuasa. Apabila Kim Kyong-hui menggantikan Kim Jong-un sebagai pemimpin Korea Utara, maka garis kebijakan pemerintahannya yang seperti di masa Kim Jong Il akan diterapkan kembali," kata Hikmahanto.

Apabila pengganti Kim Jong-un berasal dari kalangan anak muda atau lebih muda dari pemimpin Korea Utara itu, maka garis kebijakannya lebih progresif."Artinya dia akan meneruskan apa yang dilakukan oleh Kim Jong Un," kata dia.

Selain itu Korea Selatan maupun Amerika Serikat harus waspada dalam menjalin hubungan dengan Korea Utara. Hal itu dilakukan oleh Korsel maupun AS, apabila pengganti Kim Jong-un berasal dari kalangan senior.

"Kalau pengganti Kim Jong Un itu berasal dari kalangan muda, maka Korsel maupun AS dapat menjalin hubungan sepenuhnya dengan Korut," ujar Hikmahanto.

Ia mengatakan semua garis kebijakan pemerintah Korea Utara itu tergantung dari pucuk pimpinan negara itu. "Tidak ada demokrasi jadi tergantung penggantinya itu seperti apa," ujar Hikmahanto.

Rumor tentang kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un yang memburuk sejak melewatkan sejumlah acara-acara penting di negara itu terus bermunculan dari awal bulan ini. Belum ada laporan maupun verifikasi apapun yang menjawab pertanyaan publik, termasuk spekulasi-spekulasi yang terus berkembang.

Dilansir Fox News, pada awal pekan lalu, Kim Jong-un dilaporkan telah menjalani  operasi kardiovaskular. Namun, tidak ada rincian spesifik mengenai kondisinya setelah itu. Ia juga secara jelas tidak dapat hadir di acara peringatan ulang tahun pendiri Korut, Kim Il Sung yang merupakan kakeknya pada 15 April lalu.

Dalam sebuah laporan yang berkembang setelahnya, Kim Jong-un dikatakan sedang dalam masa pemulihan setelah operasi dan beritirahat di sebuah resor tepi pantai pada 12 April lalu. Kondisi kesehatannya disebut memburuk karena kebiasaan merokok, serta obesitas, dan kelelahan bekerja.

Sementara, Tucker Carlson dari Fox News pernah mengatakan saat menyaksikan pertemuan antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) di Zona Demiliterisasi (DMZ), pemimpin Korut tersebut terlihat tidak sehat. Namun, meski banyak klaim tentang kondisi pria berusia 36 tahun itu, beum ada verifikasi secara independen yang didapatkan.

Trump yang ditanya mengenai kondisi kesehatan Kim Jong-un mengatakan nampaknya laporan mengenai rumor-rumor yang beredar adalah salah. Ia mengatakan laporan yang ada nampaknya salah dan berasal dari dokumen-dokumen lama tentang catatan medis pemimpin negara terisolasi itu.

Pemerintah China sebelumnya juga disebut telah mengirim tim yang melibatkan para ahli medis ke Korut, setelah adanya laporan tentang kondisi kesehatan Kim Jong-un. Kemudian pada Sabtu (25/4), sebuah majalah Jepang menerbitkan laporan yang tidak diverifikasi yang mengklaim komplikasi dari operasi meninggalkan Kim dalam keadaan vegetatif.

Di hari yang sama tersebut, media Hong Kong membuat klaim yang tidak terverifikasi bahwa Kim Jong-un telah meninggal. Namun, para pejabat AS mengatakan belum ada laporan intelijen secara definitif yang menunjukkan bahwa diktator sudah mati.

Sumber mengatakan Gedung Putih akan terus memantau situasi dengan hati-hati. Di tengah rumor kondisi kesehatan Kim Jong-un yang memburuk, ada sejumlah spekulasi yang berkembang dan menjadi kekhawatiran yaitu mengenai masa depan politik Korut yang mungkin tidak jelas, karena garis suksesi yang belum ada. Selama tujuh dekade, negara itu dipimpin oleh keturunan Kim Il Sung.

Kim Jong-un adalah generasi ketiga dari keluarganya yang memerintah Korut. Kultus kepribadian yang kuat telah dibangun di sekelilingnya, sang ayah dan kakek. Garis keturunan keluarga "Paektu", dinamai berdasarkan puncak tertinggi di Semenanjung Korea, dikatakan hanya memberi anggota keluarga langsung hak untuk memerintah bangsa.

Para pejabat Korsel namun menyerukan kehati-hatian di tengah laporan kemungkinan Kim Jong-un sakit. Negara tetangga Korut itu menekankan bahwa mereka tidak mendeteksi gerakan tidak biasa di Korut.

"Posisi pemerintah kita tegas. Kim Jong-un masih hidup dan sehat. Dia telah tinggal di daerah Wonsan sejak 13 April. Sejauh ini tidak ada gerakan mencurigakan yang terdeteksi," kata penasihat kebijakan luar negeri utama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Moon Chung-in, merujuk pada kota pelabuhan di Korut.

Pada sebuah forum tertutup pada Ahad (26/4), Menteri Unifikasi Korsel, Kim Yeon-chul, yang bertugas mengawasi keterlibatan dengan Korut melaporkan kondisi terkini. Dia mengatakan, pemerintah Korsel yang memiliki intelijen meyakinkan bahwa tidak ada yang tidak biasa terjadi.

Gambar satelit dari pekan lalu menunjukkan kereta khusus milik Kim berada di Wonsan. Hanya saja, seorang juru bicara untuk Kementerian Unifikasi mengatakan, tidak memiliki konfirmasi ketika ditanya tentang laporan bahwa Kim berada di Wonsan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement