Senin 27 Apr 2020 17:00 WIB

Cerita Van Persie Saat Marahi Anaknya Soal Kunci Sukses

Andai anaknya jadi pecundang, RvP akan selalu sangat mencintainya.

Robin van Persie (kiri) bersama anak pertamanya, Shaqueel (tengah) anak keduanya, Dina (kanan).
Foto: IG: Shaqueel van Persie
Robin van Persie (kiri) bersama anak pertamanya, Shaqueel (tengah) anak keduanya, Dina (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, ROTTERDAM -- Legenda sepak bola asal Belanda, Robin van Persie (RvP) menceritakan kisah mengenai petualangan anaknya dalam mencintai  sepak bola. Mantan bomber timnas Belanda dari 2005 hingga 2017 ini mengatakan, putranya, Shaqueel van Persie (SvP) pernah sangat marah ketika hanya menghangatkan bangku cadangan dalam sebuah pertandingan. Padahal, saat itu timnya, Feyenoord Rotterdam U-14 sedang menjalani laga bergengsi melawan Ajax Amsterda U-14.

Kala itu, di suatu sore, van Persie menyaksikan laga tersebut. Pertandingan berakhir, tapi SvP sama sekali tak mencicipi menit bermain. Saat berada di mobil menuju pulang, SvP mengamuk dan mengeluhkan kekalahan timnya.

"Anak saya mengeluhkan orang lain, mengeluhkan pelatihnya," kata van Persie dikutip dari video yang beredar di akun-akun fanbase Manchester United, Senin (27/4).

Mendengar ocehan anak pertamanya ini, RvP langsung bereaksi. "'Hei, kamu kok berpikir seperti pecundang? Kamu tidak boleh menyalahkan si ini, si itu, semuanya, tapi tanpa sedikitpun mengomentari diri kamu sendiri. Itu bukanlah sebuah pikiran seorang pemenang'," kata eks striker MU ini.

Van Persie mengatakan kepada anaknya, seorang pemenangan harus bisa mengendalikan diri, mempelajari kesalahan, kemudian melihat ruang untuk berkembang. RvP lalu bertanya kepada anaknya, apakah SvP seorang pecundang atau pemenang.

"Saya bilang kepadanya, tenang saja, apapun pilihan kamu (SvP), saya akan mencintaimu seperti seharusnya. Tapi tugas saya dan ibumu, adalah memastikan kamu bisa jadi orang baik," kata RvP mengulang perkataan kepada anaknya tersebut.

RvP mengatakan kepada anaknya, sepak bola adalah pilihan bocah kelahiran 2006 itu. Anaknya sendirilah yang memilih itu, sehingga, SvP harus punya kontrol diri. "'Jadi berhentilah mengeluh seperti seorang pecundang, kalau kamu mau jadi pecundang ya silakan, saya akan tetap sangat mencintaimu, tapi jika ingin jadi pemenang, jangan banyak mengeluh, kendalikan pikiran'," kata RvP kepada anaknya.

Dua harinya berikutnya, kata RvP, ia kemudian melihat anaknya berlatih bersama skuat Feyenoord U-14. Kala itu, cuaca pagi Belanda begitu dingin menyengat. "Saat itu saya pakai jaket dengan tudung menutup kepala, benar-benar dingin. Saya lihat seorang harimau di lapangan, dia (SvP) berlari, bekerja. Ok (sambil tersenyum) ini anak berarti sudah mengontrol dirinya dan ia baru masih berusia 13 tahun," kata RvP bangga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement