REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Sebanyak 16 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang dinyatakan positif terpapar COVID-19. Saat ini para santri menjalani masa isolasi atau perawatan di komplek ponpes setempat yang disediakan khusus bagi para santri tersebut.
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Magetan, Saif Muchlissun, mengatakan, belasan santri positif COVID-19 tersebut tidak dirawat di rumah sakit. Pasalnya, semua santri dalam kondisi sehat atau masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG).
"Meski dalam kondisi OTG, di ruang isolasi belasan santri tersebut tetap mendapat pengawasan ketat dari petugas medis," ujar Muchlis, sapaan akrab Saif Muchlissun kepada wartawan di Magetan, Senin (27/4).
Menurut dia, dari 16 santri positif COVID-19 yang diisolasi tersebut, sebanyak sembilan di antaranya merupakan warga negara asing (WNA) dan sisanya WNI dari sejumlah daerah di Tanah Air. Rinciannya adalah delapan warga negara Malaysia dan satu Thailand. Sedangkan sisanya yang tujuh orang merupakan warga Indonesia. Yakni dari daerah, Magetan, Lampung, Lombok, Kendari, Makassar, dan Temanggung.
"Isolasi penting dilakukan agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas di lingkungan pondok pesantren. Untuk santri asal Malaysia, rencananya akan pulang Senin ini. Tapi karena dinyatakan positif, maka akan dirawat dulu sampai sembuh," kata Mucchlis yang juga sebagai kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Magetan itu.
Ia menjelaskan, saat ini Pemkab Magetan sedang fokus untuk memutus rantai penyebaran virus corona di area ponpes dan wilayah Desa Temboro. Pemkab telah melakukan penanganan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.