REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, Jawa Timur, memulangkan sebanyak 124 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Desa Temboro, Kecamatan Karas asal Malaysia. Para santri tersebut dinyatakan negatif COVID-19 setelah menjalani "rapid test".
Bupati Magetan, Suprawoto, mengatakan, pemulangan ratusan santri Malaysia tersebut dilakukan dengan bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan hasil koordinasi dengan Kedutaan Malaysia. "Pemulangan para santri tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan sesuai aturan," ujar Bupati Suprawoto di sela kegiatan pemulangan di Temboro, Magetan, Senin (27/4).
Menurut dia, Pemprov Jatim telah menyediakan 10 unit bus untuk mengangkut 124 santri tersebut ke Bandara Juanda. Masing-masing bus akan diisi oleh 15 orang santri karena tetap menerapkan aturan jarak atau "physical distancing" dalam bus. Selain itu, barang-barang dari masing-masing santri juga telah diantar ke bandara terlebih dahulu pada Senin pagi agar para santri tersebut tidak terlalu lama berada di bandara.
"Proses 'boarding pass' juga telah diatur di sini (pondok). Perjalanan dari Magetan ke bandara juga dikawal dengan patwal dan diharapkan pukul enam sore telah tiba di bandara," kata dia.
Setelah turun dari bus, para santri tersebut juga akan diperiksa oleh tim karantina kesehatan bandara dan setelah masuk ke pesawat. "Sesuai jadwal, pesawat akan 'take off' jam delapan malam," kata Bupati Suprawoto.
Sesuai data, jumlah santri Malaysia yang masih bertahan di Ponpes Temboro sebanyak 164 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 124 orang dipulangkan karena hasil rapid test negatif. Sedangkan delapan orang lainnya dinyatakan positif COVID-19, dan sisanya yang lain hasilnya reaktif saat menjalani rapid test. Adapun untuk santri Malaysia yang positif COVID-19 dan reaktif hasil rapid test-nya tetap bertahan di Ponpes Temboro untuk menjalani isolasi dan perawatan.