REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditangguhkannya musim turnamen tenis saat ini mungkin bisa dimanfaatkan dengan baik oleh petenis asal Skotlandia Andy Murray untuk memulihkan diri dari cedera. Di sisi lain, akan sulit baginya untuk bisa kembali meraih gelar juara Grand Slam.
Murray menjalani operasi pelapisan pinggul pada awal 2019 lalu. Ia dijadwalkan tampil pada partai ganda putra pada Juni 2020 terlebih dahulu sebelum kembali bermain di sektor tunggal putra pada Agustus 2020.
Sepanjang tahun ini, pemain berusia 32 tahun itu belum memainkan satu laga pun karena memar pada tulang di sekitar pinggulnya. Namun mengingat penangguhan musim turnamen tenis diperpanjang hingga Juli 2020 akibat pandemi Covid-19, Murray jadi punya banyak waktu untuk memulihkan diri.
Meski demikian, dilansir dari Reuters, Senin (27/4), mantan petenis nomor satu Inggris Greg Rusedski mengatakan tidak mudah bagi Murray untuk bisa kembali sejajar dengan petenis-petenis papan atas lainnya, yakni Roger Federer, Rafael Nadal dan Novak Djokovic.
“Dia mungkin bisa memenangkan pertandingan. Namun sepertinya sulit untuk meraih gelar juara Grand Slam," kata Rusedski.
Rusedski menilai, sulit bagi Murray menantang Nadal, Federer, Djokovic maupun Stefanos Tsitsipas. Murray bisa saja mencapai perempat final, kata Rusedski, tapi babak selanjutnya tidak akan mudah dilewati, terlebih pinggulnya baru dioperasi.
"Ini akan jadi pertanyaan besar. Walau begitu, saya berharap penilaian saya salah dan dia bisa membuktikan diri,” kata Rusedski.
Saat ini, Murray menempati peringkat 129. Pekan depan, dia harus menukar raketnya dengan sebuah alat kendali karena akan tampil di pertandingan tenis virtual Madrid Open bersama dengan sederet petenis top dunia lainnya, di antaranya Nadal dan Dominic Thiem.