Selasa 28 Apr 2020 16:48 WIB

Pekan Ini Kasus Kamtibmas Turun Sebanyak 1,34 Persen

Polri terus mengawasi dan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Agus Yulianto
Sejumlah tersangka diperlihatkan saat rilis pengungkapan hasil Operasi Cipta Kondusif pemberantasan premanisme, curat, curas dan curanmor di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah tersangka diperlihatkan saat rilis pengungkapan hasil Operasi Cipta Kondusif pemberantasan premanisme, curat, curas dan curanmor di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mabes Polri mengatakan, kasus gangguan serta ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tengah wabah Corona (Covid-19) mengalami penurunan pada pekan ini sebanyak 1,34 persen dengan 3.539 kasus. Namun, pihaknya tidak menjelaskan lebih lanjut terkait jenis kasus kamtibmas tersebut.

"Catatan kami pada minggu ke 16 di Indonesia itu ada 3.587 kasus sedangkan di minggu ke 17 itu ada sebanyak 3.539 kasus. Sehingga, pekan ini mengalami penurunan sebanyak 1,34 persen atau 48 kejadian," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Argo Yuwono saat virtual konferensi pers melalui akun Youtube, Senin (27/4).

Sebelumnya diketahui, Polri mengatakan, gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) meningkat sebesar 11,80 persen di tengah wabah virus corona (Covid-19). Pihaknya terus mengawasi dan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan.

"Dari evaluasi minggu ke 15 dan ke 16 secara keseluruhan ada peningkatan 11,80 persen. Trennya adalah terkait kejahatan pencurian dengan pemberatan (curat) selama dilaksanakan PSBB. Jika ada kejahatan lagi kami tidak segan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri, Kombes Asep Adisaputra saat virtual konferensi pers melalui akun Instagram, Senin (20/4).

Asep melanjutkan, Polri akan terus mengurangi ruang gerak para penjahat. Lalu, pihaknya akan berusaha untuk menjaga keamanan kepada masyarakat. "Kami lakukan upaya preemtif dan preventif untuk menjamin keamanan masyarakat," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement