REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia memutuskan memangkas target penjualan pada tahun ini. Hal ini dikarenakan dampak pandemi Covid-19 yang memukul hampir seluruh perekonomian berbagai negara.
Executive Vice President and Chief Financial Officer Freeport McMoran Kathleen Quirk dalam paparannya menjelaskan, perusahaan merevisi target PTFI karena pandemi virus corona. Hal ini dikarenakan membuat permintaan tembaga dari pasar dunia menurun.
“Kami mengurangi produksi tembaga (secara global) sebesar 400 juta pon sebagai upaya untuk mengurangi biaya dan modal belanja guna merespon kondisi pasar,” kata Quirk dalam paparan daringnya, Selasa (28/4).
Ia menjelaskan, volume penjualan tembaga Freeport McMoRan dipotong sebesar 11 persen termasuk proyeksi penjualan tembaga dari tambang di Indonesia. Pada tahun ini, penjualan tembaga dari tambang di Indonesia ditargetkan sebesar 742 juta pon atau turun tipis satu persen dibandingkan target awal 750 juta pon. Untuk target penjualan emas tidak ada perubahan atau sebesar 775 ribu ounces.
Berdasarkan data Freeport McMoRan, harga tembaga masih berada di level 2,85 dolar AS per pon pada Januari lalu. Namun, di April ini, harga anjlok menjadi 2,32 dolar AS per pon.
Realisasi penjualan tembaga dan emas Freeport Indonesia sampai akhir kuartal pertama 2020 masih lebih rendah daripada periode yang sama tahun lalu. Penjualan tembaga tercatat sebesar 127 juta pon atau sekitar 21 persen lebih rendah daripada realisasi kuartal I 2019 sebesar 174 juta pon.
Namun demikian, realisasi penjualan emas tercatat hanya sebesar 139 ribu ounces atau 40,85 persen lebih rendah dari kuartal I 2019 sebesar 235 ribu ounces.