Selasa 28 Apr 2020 19:04 WIB

Kim Jong-un Diduga Sembunyi Hindari Virus Corona

Sejak 11 April hingga kini, Kim Jong-un belum juga muncul di publik.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
 Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un
Foto: EPA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang menteri Korea Selatan (Korsel) menilai, ketidakhadiran pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pada upacara kenegaraan dikarenakan upaya Kim mencegah penularan virus corona tipe baru atau Covid-19. Rumor dan spekulasi bermunculan menyusul absennya Kim yang belum pernah terjadi sebelumnya dari upacara-upacara publik pada ulang tahun kelahiran kakeknya dan pendiri negara itu, Kim Il Sung.

Hingga kini, Kim juga belum lagi terlihat di hadapan publik. Terakhir kali, media resmi Korut melaporkan keberadaan Kim ketika ia memimpin pertemuan pada 11 April.

Baca Juga

Rumor tentang kesehatan dan kematiannya pun beredar luas. Namun demikain, para pejabat Korsel menekankan pihaknya tidak menemukan gerakan yang tidak biasa di Korut. Korsel juga telah memperingatkan kehati-hatian dunia terhadap laporan bahwa Kim sakit. Yang artinya Kim mungkin masih sehat dan tidak sakit.

Korut memang mengeklaim nol kasus virus corona. Namun, mengingat fakta bahwa negara itu telah mengambil langkah-langkah ketat untuk mencegah wabah, ketidakhadiran Kim dari upacara juga dinilai tidak terlalu luar biasa.

"Memang benar dia tidak pernah melewatkan peringatan untuk ulang tahun Kim Il Sung sejak dia berkuasa, tetapi banyak acara peringatan termasuk perayaan dan perjamuan dibatalkan karena masalah virus corona," kata Menteri Unifikasi yang kerap mengawasi Korut, Kim Yeon-chul dikutip Channel News Asia, Selasa (28/4).

Dia mengatakan, setidaknya ada dua contoh sejak pertengahan Januari di mana Kim Jong-un tidak terlihat selama hampir 20 hari. "Saya tidak berpikir itu sangat tidak biasa mengingat situasi (virus corona) saat ini," ujarnya.

Menteri unifikasi menilai laporan bahwa Kim telah menjalani prosedur jantung dan pengiriman tim medis China ke Korut, adalah berita palsu. Mengutip tiga orang yang mengetahui situasi tersebut, Reuters melaporkan, China telah mengirim tim ke Korut termasuk para ahli medis untuk memberi nasihat tentang Kim Jong-un, meskipun tidak jelas apa yang ditandai oleh perjalanan itu dalam hal kesehatan Kim atau bukan.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia berpikir baik tentang Kim, dan berharap ia baik-baik saja, tetapi tidak mau menjelaskan lebih lanjut. Sementara Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan dia mengetahui laporan tentang kesehatan Kim dan dia sangat memperhatikan perkembangan.

Korut diketahui telah membatalkan beberapa acara besar, dan memberlakukan lockdown perbatasan dan tindakan karantina dalam upaya  mencegah wabah virus corona. Menurut CEO Korea Risk Group yang memonitor Korut, Chad O'Carroll, jika Kim Jong-un bersembunyi karena kekhawatiran seputar Covid-19, itu akan bisa memperburuk narasi media negara tentang bagaimana krisis ini telah dikelola.

"Jika dia hanya berusaha menghindari infeksi, secara teori seharusnya sangat mudah untuk merilis foto atau video Kim yang tampak sehat," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement