REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Pengendalian Tembakau Hamad Medical Corp (HMC) di Qatar, Ahmad al-Mulle mengatakan Ramadhan adalah waktu yang tepat bagi mereka yang ingin berhenti merokok. Karena, selama Ramadhan, umat Islam di Qatar akan berpuasa hampir 14 jam setiap hari selama satu bulan penuh.
"Bagi perokok, berhenti sering kali lebih mudah selama bulan Ramadhan karena (selama Ramadhan) sudah diharuskan tidak makan dan minum, serta dari merokok dan menggunakan produk tembakau lainnya selama 14 jam,” kata Dr al-Mulla dilansir di Gulf Times, Selasa (28/4).
Menurut al-Mulla, efek berhenti merokok terhadap kesehatan akan dirasakan setelah 20 menit berhenti. Misalnya, tekanan darah dan denyut nadi akan kembali normal.
Hal ini karena dalam delapan jam, tubuh akan mulai membersihkan diri dari kelebihan karbon monoksida dari rokok. Kadar karbon monoksida di tubuh pun kembali normal. Dengan begitu kadar oksigen akan meningkat, meningkatkan energi dan fungsi pernapasan.
"Indera penciuman dan rasa seseorang juga akan meningkat, karena ujung saraf yang bertanggung jawab atas indra penciuman dan rasa mulai sembuh," ujarnya.
Pusat Pengendalian Tembakau secara resmi ditunjuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Pusat Kolaborasi WHO pertama di Qatar dan GCC. Di bulan Ramadhan ini menurutnya, ada banyak permintaan dari masyarakat yang ingin berhenti merokok. Bahkan, karena pandemi Covid-19, permintan berhenti merokok meningkat tiga kali lipat.
"Melalui konsultasi dan perawatan berbasis telepon kami, kami terus mendukung mereka yang ingin berhenti dari kebiasaan buruknya," kata al-Mulla.
Spesialis berhenti merokok di Pusat Kontrol Tembakau HMC, Jamal Abdullah, mengatakan Ramadhan memang membuat beberapa orang lebih mudah berhenti merokok. Perokok berat yang hampir setiap dua jam menghisap rokok menjadi tidak merokok selama 14 jam.
“Bagi banyak perokok, berhenti merokok lebih mudah selama bulan Ramadhan, tetapi untuk menghindari efek samping dari kehilangan nikotin dan membantu proses berhenti merokok, perokok harus berkonsultasi dengan klinik penghentian dan mendapatkan saran medis tentang cara terbaik menghentikan kebiasaan itu,” kata Abdullah.
Ia menuturkan, menghabiskan waktu dengan membaca Alquran dan berzikir 'astaghfirullah' dapat membantu seseorang lebih cepat penyembuhan secara spiritual. Serta dapat membantu mengurangi rasa keinginan untuk kembali merokok.
Menurut Musallam Mesaed Musallam, spesialis berhenti merokok di Pusat Kontrol Tembakau HMC, pasien yang mencari dukungan di Centre menerima konseling satu-satu dan penggantian nikotin atau dukungan farmasi yang tepat, tergantung pada tingkat kecanduannya. Psikolog klinis HMC, Ashour Ibrahim mengatakan puasa memotivasi orang melakukan hal-hal baik dan bahwa bulan suci Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berhenti merokok.
Ia juga menekankan pentingnya mendapatkan dukungan yang tepat. Dia mengatakan sesi psikologis dan terapi perilaku dapat berguna dalam mengobati kecanduan nikotin.