REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 yang digeser ke tahun depan, yakni dari sebelumnya 24 Juli-9 Agustus 2020 menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021, tidak membuat pebulu tangkis spesialis ganda campuran Tanah Air, Melati Daeva Oktavianti, patah semangat. Atlet yang kerap berpasangan dengan Praveen Jordan itu justru mengambil hikmah dari penundaan tersebut.
Melati memanfaatkan rentang waktu yang ada untuk terus memoles penampilannya, sehingga bisa bermain maksimal di olimpiade tahun depan.
“Penundaan Olimpiade itu membuat pikiran jadi lebih longgar. Sebetulnya kami memang sudah persiapan penuh untuk olimpiade tahun ini. Tapi karena ditunda, maka kami manfaatkan saja waktu yang ada untuk memperbaiki semua kekurangan,” kata Melati dikutip dari laman resmi PBSI, Selasa (28/4).
Lebih lanjut, perempuan kelahiran Serang, 26 Oktober 1994 itu mengungkapkan, persiapan untuk olimpiade berbeda dengan persiapan turnamen lainnya. Ada rasa tegang yang ia rasakan meskipun hanya di sesi latihan. “Rasanya sulit dijelaskan,” ungkap Melati.
Sementara itu, bagi pemain jebolan klub bulu tangkis PB Djarum Kudus tersebut, konsistensi menjadi semacam pekerjaan rumah yang harus terus dikerjakan dan diperbaiki. Ini mengingat penampilannya masih naik turun, tidak stabil di beberapa pertandingan.
Sebelum menjadi juara All England 2020, penampilan Praveen/Melati sempat menurun. Pada ajang Malaysia Masters 2020, Praveen/Melati dihentikan oleh wakil tuan rumah Man Wei Chong/Pearly Tan di babak pertama dengan skor 18-21, 13-21.
Kemudian di turnamen Indonesia Masters 2020, langkah Praveen/Melati hanya sampai ke babak perempat final setelah ditundukkan oleh pasangan erancis Thom Gicquel/Delphine Delrue dengan skor 19-21, 21-14, 18-21.
“Yang pasti, dari segi konsistensinya harus diperbaiki. Kami ingin bisa bermain konsisten di setiap pertandingan, tidak naik turun lagi. Konsistensi ini jadi PR kami,” jelas Melati.