Selasa 28 Apr 2020 21:18 WIB

Warga Berkerumun Saksikan Pemakaman Wali Kota Tanjungpinang

Wali Kota Tanjungpinang meninggal dunia akibat Covid-19 dan sejumlah penyakit lainnya

Wali Kota Tanjungpinang Syahrul
Foto: Wikipedia
Wali Kota Tanjungpinang Syahrul

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Sekitar seribu orang warga berkerumun menyaksikan pemakaman Wali Kota Tanjungpinang Syahrul di Taman Makam Pahlawan Pusara Bhakti, Batu 5, Selasa (28/4) malam. Juru Bicara Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri Tjetjep Yudiana menyesalkan masih banyak warga yang tidak menjaga jarak untuk mencegah penularan Covid-19.

"Seharusnya jaga jarak, meski menggunakan masker. Ini lebih baik untuk mencegah penularan Covid-19," ujarnya.

Baca Juga

Tjetjep mengatakan, pihaknya sudah mengingatkan kepada aparat yang berwenang untuk mengarahkan masyarakat agar tidak berkerumun. "Kami memahami situasi kebatinan masyarakat. Kita semua sedih kehilangan pemimpin, tokoh, dan ulama, seperti Pak Syahrul. Namun kami mengharapkan agar masyarakat mengikuti protokol kesehatan," katanya.

Salah seorang warga, Rudi, juga menyayangkan masih terjadi kerumunan warga. Rudi bersama istrinya sejak pukul 19.30 WIB menjaga jarak dengan warga lainnya yang berdiri di dekatnya.

"Kami pikir semua orang sudah paham agar jaga jarak, tetapi itu tidak dilakukan," ucapnya.

Pemakaman jasad almarhum Syahrul dilakukan sesuai protokol kesehatan. Ratusan anggota kepolisian, TNI dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tanjungpinang berada di sekitar Taman Makam Pahlawan.

Sekitar enam orang mengenakan alat pelindung diri berwarna putih berdiri di sekitar makam. Syahrul dimakamkan sekitar pukul 21.00 WIB.

Syahrul meninggal dunia pada hari ini, Selasa (28/4), pukul 16.45 WIB di Ruang ICU RSUP Kepri. Syahrul meninggal dunia bukan semata-mata disebabkan Covid-19, melainkan terdapat penyakit penyerta lainnya, yakni pembengkakan ginjal, hipertensi dan diabetes.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement