Selasa 28 Apr 2020 22:35 WIB

Pekan Kedua, PSBB Bandung Raya Belum Tunjukkan Perubahan

Pasein yang memerlukan perawatan di rumah sakit masih meningkat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah Virus Corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), di Bandung, Jawa Barat.
Foto: Antara/Novrian Arbi
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah Virus Corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), di Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Memasuki pekan kedua pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Bandung Raya, belum menunjukkan perubahan signifikan. secara umum memang belum menunjukkan perubahan baik dari kasus dan sebaran kasus totalnya masih meningkat.

Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Berli Hamdani, kepada wartawan di acara Konferensi Pers di Gedung Sate, Selasa (28/4).

"Untuk setiap kategori baik sembuh positif maupun yang memerlukan perawatan di rumah sakit masih meningkat," ujar Berli.

Saa ditanya tentang kasus kematian berstatus PDP, Berli mengatakan, untuk PDP memang terjadi di beberapa kabupaten/ kota. Hal ini terjadi, karena sebagian besar belum sempat dilakukan pemeriksaan atau hasil pemeriksaan belum keluar.

"Karena memang ada bottle neck di laboratorium termasuk yang terakhir kemarin Sabtu ada 21 ribu hasil Rapid, itu untuk ekstraksi secara manual jadi ada kendala mesinnya belum optimal penuh dalam 1 hari untuk 1.000 pemeriksaan," papar Berli. Pihaknya akan terus meningkatkan pelayanan yang lebih baik.

Terkait up date data terakhir, Berli mengatakan, berdasarkan data yang ada di Pikobar per Selasa (28/4), sudah ada pergerakan yang signifikan. Yakni, di siang hari data sebelumnya 951 positif tapi sekarang di sore hari 969 positif. Kemudian yang meninggal sore ini menjadi 79. Sedangkan yang sembuh awalnya 96, sekarang menjadi 103 orang.

"Ada tren yang baik disitu termasuk yang sembuh signifikan kasus ini cukup tinggi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement