REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA -- Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur bersama dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota di wilayah setempat tengah gencar melakukan pelacakan terhadap santri dari provinsi itu yang baru saja pulang dari Ponpes Al Fatah Temboro Magetan, Jawa Timur.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Andi Muhammad Ishak di Samarinda Selasa mengatakan langkah preventif ini dilakukan mengingat munculnya kluster baru Covid-19 yang ditengarai berasal dari santri di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur tersebut. "Berdasarkan laporan ada puluhan santri yang pulang ke Kaltim, setelah menuntut ilmu agama di sana," jelas Andi Muhammad Ishak.
Menurut Andi Ishak, saat ini sudah banyak santri yang melakukan isolasi mandiri dan beberapa di antaranya juga sudah mengikuti rapid test dengan hasil reaktif. "Sementara untuk rapid test yang hasilnya negatif, dalam waktu dekat rapid test akan diulang," kata Andi M Ishak.
Menurut Andi M Ishak, di sejumlah wilayah sudah dilakukan rapid test terhadap sejumlah santri tersebut dan beberapa di antaranya sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sejumlah rapid test yang sudah dilakukan di antaranya Balikpapan dari 24 yang dites ada 2 yang reaktif. Kemudian dari Samarinda ada 5 yang reaktif, dan dari Kukar ada 2 reaktif.
Berikut data santri dari Klaster Magetan, yang berhasil di-tracing,1. Samarinda, 46 orang, 5 di antaranya positif (reaktif) rapid test.2. Balikpapan, 24 orang, 2 di antaranya positif (reaktif) rapid test.3. Kukar, 2 orang, keduanya hasil rapid test reaktif Covid-19.4. Paser, 1 orang, belum rapid test.
"Kami berharap kepada orangtua maupun masyarakat, bila ada keluarga atau orang yang dikenal datang dari pondok pesantren di Magetan, bisa melaporkan ke petugas medis maupun call center. Hal ini untuk memantau perkembangan kesehatan yang bersangkutan," tegas Andi M Ishak.