Selasa 28 Apr 2020 22:51 WIB

Masyarakat Tionghoa Bantu Masker N 95

Sebelumnya PMTP juga memberikan bantuan berupa 500 Hazmat dan 10.000 masker.

Rep: Eko Widiyatno / Red: Agus Yulianto
Masker jenis M95 untuk tenaga medis penanganan penyakit menular. (Ilustrasi)
Foto: VOA
Masker jenis M95 untuk tenaga medis penanganan penyakit menular. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Perkumpulan Masyarakat Tionghoa Purbalingga (PMTP) menyerahkan bantuan masker N 95 kepada PMI Purbalingga sebanyak 150 unit. Sebelumnya PMTP juga memberikan bantuan berupa 500 Hazmat dan 10.000 masker.

Bantuan diserahkan oleh Pengurus PMTP  Kris Hartoyo Yahya dan Theo Budi Setiawan kepada pengurus PMI yang diwakili dr Yusi Febrianto  dan Prayitno di markas PMI Purbalingga, Selasa (28/4).

Theo Budi mengatakan, bantuan berupa masker N 95 yang diperuntukan untuk tenaga medis dilandasi karena peralatan tersebut masih kurang. Untuk mendapatkan masker jenis N 95 juga masih sangat sulit. ''Bantuan berupa masker N 95 ini mudah-mudahan bisa bermanfaat dalam penanganan covid-19 di Purbalingga,'' katanya.

Kris Hartoyo Yahya menambahkan, PMTP sebelumnya juga membantu 500 alat pelindung diri berupa baju Hazmat dan 10 ribu masker kain. Masker kain tersebut diperuntukkan bagi masyarakat yang penyalurannya juga dilakukan melalui PMI Purbalingga.

''Dari rencana 10 ribu, kami bahkan sudah menyalurkan 15.900 masker. lebih dari rencana semula. Ini semata-mata karena kepedulian teman teman komunitas Tionghoa untuk ikut berkiprah mengatasi wabah Covid,'' katanya.

Pengurus PMI Purbalingga dr Yusi Febrianto, menyampaikan terima kasih atas kepedulian PMTP. ''Masker N 95 ini sangat esensial dipakai untuk memproteksi tenaga medis level 3. Nanti masker ini kami distribusikan ke rumah sakit-rumah sakit di Purbalingga,'' katanya.

Yusi yang juga Direktur RS Panti Nugroho menyatakan, hingga saat ini ada 30 warga Purbalingga yang positif Covid 19. Dari jumlah itu, lima diantaranya sudah dinyatakan sembuh. ''Klaster penularannya terbesar dari Ijtima Gowa, kemudian klaster Lembang Bandung, dan klaster pemudik,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement