REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Sejumlah siswa dari berbagai satuan pendidikan menggagas pembuatan alat pelindung wajah (face shield) sebagai alat pelindung diri (APD) guna membantu tenaga medis di Jabodetabek melawan COVID-19.
"Kami pastikan setiap face shield ini dibuat sesuai standar agar aman digunakan oleh tenaga medis," kata pelajar Sinarmas World Academy sekaligus penggagas Teencov19 face shield Vijjasena Sugiono melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Hingga saat ini ia bersama belasan siswa dari satuan pendidikan lainnya berhasil memproduksi sekitar 1.100 face shield serta telah dibagikan ke 15 instansi pemerintah termasuk Rumah Sakit Zahirah, RSUD Kramat Jati, dan Kantor Walikota Jakarta Barat.
Tiap minggunya para pelajar yang tergabung di Teencov19 tersebut bisa memproduksi 600 face shield. Desain APD itu mengacu kepada anjuran alat kesehatan DKI Jakarta serta telah disetujui oleh rumah sakit.
Dalam membuat face shield, ia juga memilih siswa yang ingin bergabung berdasarkan rekomendasi masing-masing sekolah. Sebab, untuk menghasilkan APD berkualitas dibutuhkan komitmen besar pula dari anggota atau pelajar yang ikut bergabung.
Sena, panggilan akrabnya, tidak menduga antusias dari para pelajar lainnya begitu tinggi bergerak bersama memproduksi, promosi serta penggalangan dana untuk membuat face shield."Semua ini dilakukan dengan semangat di tengah kesibukan beradaptasi pembelajaran online," ujar dia.
Terkait biaya pembuatan satu face shield memerlukan dana sebesar Rp5 ribu. Pada fase awal seluruh anggaran pembuatan ditanggung oleh murid. Namun seiring dengan bertambahnya kapasitas produksi, biaya pembuatan juga bertambah dan Teencov19 mulai melakukan penggalangan dana melalui kitabisa.com.
Sementara itu, General Manager Sinarmas World Academy Deddy Djaja Ria mengatakan pihak sekolah dan orang tua mendukung penuh kegiatan yang dilakukan para siswa sebagai bentuk kepedulian pandemi COVID-19."Inisiatif yang dilakukan murid dalam gerakan Teencov19 ini sungguh menjadi kebanggaan kami bukan saja sebagai sekolah tapi juga sebagai bangsa Indonesia," kata dia.
Menurut dia, para siswa tersebut tidak hanya mendemonstrasikan kepintaran tetapi juga besarnya nilai kemanusiaan kemampuan bekerja sama dalam bermasyarakat. "Momen mengharukan adalah ketika melihat face shield kami sampai dan dipakai oleh para tenaga medis," ujarnya.