REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS -- Amerika Serikat memang masih melakukan penutupan rumah ibadah termasuk masjid sejak beberapa waktu lalu karena Covid-19. Namun demikian, aktivitas adzan masih bisa didengarkan, tak terkecuali di Minneapolis yang mengumandangkannya untuk pertama kali pada 1 Ramadhan ini.
Masjid Dar al-Hijrah di sekitaran Cedar-Riverside Minneapolis pada Jumat (24/4) lalu telah diizinkan mengumandangkan adzan bagi publik. Namun, adzan kali ini bukan sebagai panggilan untuk sholat di masjid, melainkan ada imbauan di dalamnya untuk tetap di rumah.
"Meskipun kami menyuruh orang datang ke masjid, kami juga mengatakan kepada mereka untuk "tetap di rumah Anda", dan itu dikatakan dalam bahasa Arab, Somalia, Inggris, dan Oromo," ujar Imam Sharif Mohamed dari Dar al-Hijrah, seperti dilansir dari About Islam, Selasa (28/4).
Adzan yang diikuti oleh pengumuman itu merupakan imbauan mendesak untuk memutus rantai wabah. Namun, lantunan adzan di masjid itu disebut-sebut akan dilakukan lima kali sehari, terutama selama bulan suci Ramadhan 1441 H.
"Itu juga untuk melindungi kehidupan manusia yang sangat penting," kata Imam.
Selain Masjid Dar al-Hijrah, banyak juga pemimpin agama, terutama Muslim, yang mendesak umat Islam melakukan ibadah di rumah. Menurut Imam Abdul Mawgoud Dardery dari Brooklyn Park Islamic Center, secara langsung hal itu membuktikan sholat bisa dilakukan di seluruh dunia. "Pusat-pusat Islam atau masjid bukan satu-satunya tempat di mana kita berkomunikasi dengan Ilahi," kata Imam Abdul.
Khusus tahun ini, Masjid Dar al-Hijrah bukan menjadi masjid pertama yang diizinkan untuk mengumandangkan adzan. Sejak Februari lalu, umat Islam di Paterson dan New Jersey juga diizinkan melantunkan adzan untuk umum berkat peraturan baru.