REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pekerja konstruksi kembali mengerjakan pembangunan Notre-Dame yang terbakar di Paris pada Senin (27/4) lalu. Mereka akan melanjutkan tugas membangun kembali Notre-Dame, setelah wabah virus corona memaksa jeda pengerjaan 1,5 bulan.
Kebakaran melanda bangunan berusia 850 tahun di tepi Sungai Seine pada 15 April tahun lalu. Menurut pejabat terkait api yang berkobar selama 30 menit telah menghancurkan menara dan atap bangunan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji membangun kembali dalam waktu lima tahun, tetapi pekerjaan berjalan lambat sejauh ini. Penundaan disebabkan timbal beracun yang dilepaskan api, badai musim dingin, dan wabah Covid-19, sehingga memaksa otoritas terkait menutup lokasi pengerjaan pada Maret.
Pimpinan katedral, Monsinyur Patrick Chauvet mengatakan pekerjaan yang sedang dilakukan kemarin, sesuai aturan ketentuan jarak sosial. Dia mengatakan akan memodifikasi kamar mandi dan ruang ganti untuk pekerja demi mengurangi risiko infeksi. “Memang benar bahwa kami telah kehilangan satu setengah bulan,” kata Chauvet.
Namun, dia memastikan proyek pengerjaan kembali berada di jalur yang sesuai untuk memenuhi tenggat lima tahun dari Presiden Macron. “(Penyelesaian) itu tidak berarti bahwa semua restorasi akan selesai, tetapi berarti kita akan bisa masuk lagi ke katedral,” ujar dia.
Dia mengatakan, tugas pertama setelah pekerjaan selesai adalah menghilangkan kaitan perancah logam yang meleleh dalam api dan terjerat dalam struktur katedral. “Ketika itu dihilangkan, kita dapat mengatakan bahwa fase membuat aman akan selesai," kata Chauvet.