Rabu 29 Apr 2020 02:45 WIB

Strategi Guru Atasi Murid Kesulitan Kuota Internet

Seorang Guru SDN Menteng punya cara dalam atasi murid kesulitan kuota internet

Siswi SD (Sekolah Dasar) belajar menggunakan sistem daring (online) (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Siswi SD (Sekolah Dasar) belajar menggunakan sistem daring (online) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erni Ritaningsing (46), seorang guru di SD Negeri Menteng Dalam 11, Tebet, Jakarta Selatan, memiliki strategi untuk membantu murid-muridnya yang kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh atau daring karena terkendala kuota internet. Erni tak ingin murid-muridnya tidak bisa mengikuti pelajaran hanya karena terkendala untuk bisa mengakses aplikasi zoom.

"Saya proaktif menyapa anak-anak, karena tidak mungkin untuk mendatangi rumah mereka, jadi saya lakukan telepon video kepada orang tua, lalu menyapa anaknya, menanyakan kendalanya apa," katanya.

Baca Juga

"Setelah itu, saya kasih arahan agar tetap bisa belajar di rumah dengan membuat soal yang saya kirimkan," ucapnya menambahkan.

Erni merupakan guru kelas III di SD Negeri Meteng Dalam 11, total ada 30 murid yang diasuhnya. Pembelajaran jarak jauh atau secara daring telah dimulai sejak 17 Maret 2020. Murid-murid belajar dari rumah, kegiatan belajar-mengajar dari rumah dilakukan melalui aplikasi. Kelas dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 11.00 WIB. Setelah memberikan arahan, guru akan membelikan latihan untuk dikerjakan oleh siswa.

Selain aplikasi, pembelajaran jarak jauh juga dilakukan melalui pesan grup WhatsApp para wali murid, selain itu juga melalui siaran TVRI. Menurut Erni, siswa yang mengikuti kelas melalui zoom akan dihitung sebagai absensi atau kehadiran. Pada pekan pertama hingga pekan kedua, seluruh siswa mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dari rumah melalui aplikasi.

"Tapi sejak dua pekan ini, ada beberapa orang tua yang mengeluh mereka tidak bisa mengikuti kelas karena kendala kuota internet," kata Erni.

Erni menyebutkan, beragam alasan yang disampaikan oleh orang tua. Ada yang kesulitan membeli kuota karena suaminya sudah tidak bekerja lagi. Ada juga yang orang tuanya bekerja sebagai pengemudi ojek daring yang kesulitan mendapatkan setoran karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menurut Erni, pembelajaran jarak jauh menguras pengeluaran untuk kuota internet, karena untuk satu kali kelas dimulai bisa berlangsung selama 40 menit lamanya.

Erni memaklumi alasan para orang tua, terlebih 20 murid yang ada di kelasnya merupakan penerima program Kartu Jakarta Pintar (KJP). 

Karena itu, ia berupaya mencarikan solusi agar murid-muridnya tetap belajar selama berada di rumah. Salah satu caranya berkoordinasi dengan orang tua murid agar anak-anaknya tetap bisa belajar dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

"Jadi mereka yang tidak bisa ikut kelas zoom, saya hubungi satu per satu orang tuanya. Saya kasih arahan, lalu tugas. Nanti tugas juga dikumpul dikirim lewat pesan pribadi kepada saya," kata Erni.

Pembelajaran secara daring sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran Secara Daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Covid 19.

Salah satu poin yang ada dalam surat edaran tersebut, yakni memberlakukan pembelajaran secara daring dari rumah bagi siswa melalui konferensi video, dokumen digital dan sarana daring lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement