Rabu 29 Apr 2020 03:54 WIB

Tips Meminimalisasi Sampah Selama Ramadhan

Setidaknya terjadi peningkatan volume sampah sebanyak 500 ton selama Ramadhan.

Sampah warga menumpuk. Salah satu masalah klasik yang dihadapi saat Ramadhan adalah peningkatan jumlah sampah.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Sampah warga menumpuk. Salah satu masalah klasik yang dihadapi saat Ramadhan adalah peningkatan jumlah sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Salah satu masalah klasik yang dihadapi saat Ramadhan adalah peningkatan jumlah sampah. Layanan jasa daring yakni PT MallSampah Indonesia menawarkan tips meminimalisasi sampah pada bulan Suci Ramadhan di masa pandemi Covid-19 dengan prilaku yang ramah lingkungan. 

"Peningkatan jumlah sampah sangat fantastis dan ini menjadi persoalan di kota-kota besar, sehingga perlu tips untuk meminimalisasinya," kata Public Relation PT MallSampah Indonesia, Saddan Husain di Makassar, Selasa (28/4).

Baca Juga

Dia mengatakan, kenaikan jumlah sampah umumnya terjadi di kota-kota besar yang memiliki tren peningkatan konsumsi selama Ramadhan. Sejumlah aktivis lingkungan memperkirakan, setidaknya terjadi peningkatan volume sampah sebanyak 500 ton.

Peningkatan jumlah sampah yang sangat signifikan ini, lanjut dia, tentunya sangat mengkhawatirkan. Sebab pada bulan-bulan lain di luar Ramadhan, produksi sampah di Indonesia, terutama yang berasal dari sisa makanan, menempati peringkat kedua dunia, yakni sebanyak 300 kilogram per orang per tahun.

Perilaku masyarakat yang cenderung konsumtif selama Ramadan mengakibatkan volume sampah makanan semakin melonjak. Hal ini patut disayangkan mengingat sampah makanan menjadi salah satu penyumbang terbesar dari pemanasan global.

"Gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan oleh sampah makanan 4 kali lebih banyak dari gas kendaraan, karena itu untuk mencegah dampak dari produksi sampah yang berlebihan, kami menawarkan tips meminimalisasi sampah ala MallSampah," katanya.

Pertama, disarankan membeli takjil dengan wadah sendiri. Kedua, mengganti cemilan kemasan dengan buah-buahan ini akan menghindari produksi sampah kemasan secara berlebih. 

Ketiga, pilih kemasan ramah lingkungan saat berbelanja dan yang penting mampu mengontrol belanja. Keempat, juga diminta untuk tidak menyisakan makanan dan selalu mengusahakan memasak sendiri di rumah, sehingga dapat mengelola sampah sendiri di rumah.

Menurut Saddan, walaupun telah menerapkan tips minim sampah, tetapi tetap saja akan menghasilkan sampah. "Karena itu, jangan lupa untuk tetap memilah sampah kalian yah. Untuk sampah organik dapat dikelola menjadi kompos dan sampah daur ulang yang dapat kalian jual melalui aplikasi MallSampah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement