REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Korban tewas akibat virus Corona di Amerika Serikat pada Selasa sudah mencapai 58.365 orang. Angka itu melebihi jumlah warga Amerika yang meninggal selama Perang Vietnam sebanyak 58.220 korban jiwa.
Berdasaran laporan Johns Hopkins University, jumlah kasus infeksi telah menyentuh satu juta. Jumlah kasus virus Corona di AS meningkat dua kali lipat dalam 18 hari terakhir dan merupakan sepertiga dari semua infeksi di dunia.
Namun angka aktual kasus dianggap lebih tinggi. Sekitar 30 persen kasus terjadi di negara bagian New York, pusat penyebaran wabah AS. Kemudian diikuti oleh New Jersey, Massachusetts, Kalifornia, dan Pennsylvania.
Pada saat bersamaan, pejabat kesehatan masyarakat negara bagian memperingatkan bahwa kekurangan pekerja terlatih dan peralatan telah membuat pengujian dilakukan terbatas.
Wabah Corona diperkirakan dapat merenggut lebih dari 74 ribu nyawa warga AS pada 4 Agustus, dibandingkan dengan perkiraan 22 April lebih dari 67.600. Perhitungan itu berdasar model prediksi University of Washington yang sering dikutip oleh pejabat Gedung Putih.
Secara global, kasus infeksi virus Corona telah melampaui 3 juta sejak wabah dimulai di China akhir tahun lalu. Amerika Serikat, dengan populasi terbesar ketiga di dunia, memiliki kasus lima kali lebih banyak daripada negara-negara yang paling parah terdampak, misal Italia, Spanyol dan Prancis.
Dari 20 negara yang paling parah terdampak, Amerika Serikat menempati urutan kelima berdasarkan kasus per kapita. Amerika Serikat memiliki sekitar 30 kasus per 10 ribu orang. Spanyol menempati urutan pertama dengan lebih dari 48 kasus per 10 ribu orang, diikuti oleh Belgia, Swiss, dan Italia.
Selain melebihi jumlah korban Perang Vietnam, jumlah korban virus corona di AS juga melampaui jumlah kematian akibat flu musiman dalam beberapa tahun terakhir, kecuali musim 2017-2018.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), kematian karena flu berkisar dari angka 12 ribu pada musim 2011-2012 hingga 61 ribu selama periode 2017-2018.