Rabu 29 Apr 2020 09:32 WIB

PBB: Krisis Kemanusiaan Yaman Diperburuk Virus Corona

Virus corona di Yaman kemungkinan sudah menyebar tanpa terdeteksi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Konflik di Yaman (ilustrasi)
Foto: VOA
Konflik di Yaman (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, hampir satu juta orang terlantar di Yaman yang dilanda perang, berisiko kehilangan tempat tinggal. Mereka kekurangan dana dan ancaman virus corona yang kemungkinan sudah menyebar tanpa terdeteksi.

"Yaman sudah dianggap sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia," kata juru bicara Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Shabia Mantoo dalam jumpa pers virtual di Jenewa, Swiss, Selasa (28/4)

Baca Juga

Dana sebesar 89,4 juta dolar AS sangat dibutuhkan dalam beberapa minggu mendatang untuk menjaga program bantuan tetap berjalan. Kekurangan dana mengancam bantuan kritis bagi rakyat Yaman dan para pengungsi yang paling rentan terhadap Covid-19.

"Negara ini sekarang juga menghadapi ancaman tumpang tindih pandemi virus corona, dan dampak dari hujan deras dan banjir baru-baru ini," ujar Mantoo. Terlebih lagi, dia menekankan, lebih dari 100 ribu orang di Yaman terdampak banjir baru-baru ini.

Pada 10 April, Yaman melaporkan satu-satunya kasus Covid-19 yang dikonfirmasikan di laboratorium. Seorang pejabat pelabuhan berusia 60 tahun itu diperiksa dan negatif virus corona.

Tapi, pengujian yang tidak memadai dan sistem kesehatan yang hancur telah memicu kekhawatiran jumlah kasus sebenarnya. Dalam pernyataan terpisah, kantor Kepala Bantuan PBB di Yaman memperingatkan kemungkinan penyebaran yang tidak terdeteksi.

"Sejak kasus Covid pertama yang dikonfirmasi, kami telah memperingatkan bahwa virus itu sekarang ada di Yaman dan mungkin dengan cepat menyebar," kata koordinator kemanusiaan untuk Yaman, Lise Grande menjelaskan tentang faktor-faktor yang menguatkan, seperti tingkat kekebalan yang rendah, tingkat kerentanan akut yang tinggi, dan sistem kesehatan yang rapuh.

Dikutip dari Aljazirah, perang Yaman antara Houthi dan pasukan pro-pemerintah meningkat pada Maret 2015. Koalisi militer pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi terhadap para oposisi yang masih mengendalikan sebagian besar negara, termasuk ibu kota, Sanaa.

PBB menyatakan, lebih dari 3,5 juta orang yang terlantar, pengungsi yang kembali, pengungsi dan pencari suaka, sekarang bergantung pada bantuan kemanusiaan reguler untuk bertahan hidup. Sekitar 80 persen populasi Yaman atau 24 juta orang bergantung pada bantuan dan 10 juta menghadapi kelaparan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement