Rabu 29 Apr 2020 09:47 WIB

Bagaimana Plasma Konvalesen Bantu Pasien Covid-19?

Plasma konvalesen merupakan plasma darah dari pendonor yang sembuh dari Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Kantong darah. Pasien Covid-19 yang telah sembuh dapat menyumbangkan plasma darahnya untuk membantu mereka yang masih dirawat.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Kantong darah. Pasien Covid-19 yang telah sembuh dapat menyumbangkan plasma darahnya untuk membantu mereka yang masih dirawat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyintas Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh bisa ikut berperan membantu kesembuhan mereka yang masih berjuang melawan infeksi virus corona tipe baru dengan cara menyumbangkan plasma darahnya. Plasma darah dari donor yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 ini dikenal sebagai plasma konvalesen.

Orang-orang yang pernah terinfeksi dan sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 memiliki antibodi di dalam plasma mereka. Antibodi ini berperan dalam memperkuat pertahanan sistem imun tubuh.

Baca Juga

Pemanfaatan plasma konvalesen yang memiliki antibodi terhadap Covid-19 ini dinilai dapat membantu pemulihan pasien-pasien Covid-19 lainnya. Oleh karena itu, Food and Drug Administration (FDA) AS mendorong orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19 untuk mendonorkan plasma mereka.

"Untuk mengurangi keparahan atau memperpendek masa kesakitan yang disebabkan oleh Covid-19," ungkap FDA dalam pernyataan resmi, seperti dilansir US News.

Saat ini beberapa uji klinis terhadap pemanfaatan plasma konvalesen dalam terapi Covid-19 masih berlangsung. Sebagian telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Namun, penggunaan plasma konvalesen masih belum disetujui FDA sebagai opsi terapi Covid-19 karena uji klinis belum menunjukkan hasil yang kuat terkait keamanan dan efikasinya.

Meski belum disetujui FDA, plasma konvalesen tetap bisa diberikan kepada pasien Covid-19 melalui tiga cara. Salah satunya melalui partisipasi dalam uji klinis.

Tidak semua orang bisa mendonorkan plasma untuk terapi pengobatan pasien Covid-19. Salah satu syaratnya, penyintas Covid-19 yang sudah menjalani tes dan mendapatkan hasil negatif bisa mendonorkan plasmanya 14 hari setelah gejala tidak muncul. Bila tidak menjalani tes, survivor Covid-19 bisa mendonorkan plasmanya 28 hari setelah gejala tidak muncul.

FDA tidak memberikan batasan umur untuk orang-orang yang ingin berdonor. Namun, beberapa organisasi penerima donasi darah memiliki aturan tersendiri terkait usia donor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement