REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk saat ini memaksimalkan penerbangan kargo di tengah merosotnya penurunan penumpang. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Virus Corona (Covid-19) memaksa maskapai menghentikan sementara hampir seluruh penerbangan domestik.
“Kami tidak punya penerbangan khusus kargo. Kami langsung ubah beberapa rute langsung menjadi rute kargo,” kata Irfan dalam rapat dengan pendapat secara virtual bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4).
Dia menjelaskan saat ini, Garuda sudah mengoperasikan 26 pesawat khusus kargo untuk rute dalam dan luar negeri. Irfan besyukur meski Permenhub Nomor 25 melarang penerbangan penumpang namun Garuda cepat melakukan perubahan bisnis menjadi berbasis kargo.
“Mudah-mudahan kami bisa hidupkan kembali penerbangan penumpang terbatas menunggu petunjuk pelaksanaan dari Kementerian Perhubungan,” ujar Irfan.
Dia memastikan saat ini, Garuda Indonesia sudah mendapatkan izin untuk memanfaatkan pesawat penumpang menjadi pesawat kargo. Irfan mengatakan, kargo yang diangkut diletakan di atas kursi penumpang pesawat.
“Ada asumsi dasar di setiap tiga kursi bisa ditaruh beban sebesar 210 kilogram dengan asusmi satu kursi diisi orang dengan berat badan 75 kilogram,” tutur Irfan.
Dengan begitu, Irfan menegaskan dapat memaksimalkan pengiriman kargo yang selama ini mengikuti jalur penumpang. Dia mengatakan, Garuda sudah memiliki banyak jawdal kargo dari jakarta ke sejumlah daerah.
“Ini sesuai dengan permintaan untuk memastikan layanan barang dan logistik masih terus berlangsung,” ungkap Irfan.