REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dua orang sumber mengatakan Kota Beijing akan melonggarkan peraturan karantina bagi wisatawan domestik dari daerah yang resiko penularan virus koronanya rendah. Pasalnya ibu kota China itu tengah bersiap menggelar pertemuan politik besar.
Rabu (29/4) dua sumber tersebut mengatakan warga dari wilayah lain tidak lagi diwajibkan karantina mandiri selama dua pekan. Kecuali bila mereka berasal dari daerah dengan risiko penularan tinggi seperti Heilongjiang dan beberapa dearah di Guangdong.
Kedua sumber tersebut tidak bersedia namanya disebutkan karena informasi ini belum disampaikan ke publik. Pemerintah daerah Beijing belum memberikan jawaban atas permintaan komentar.
Saat ini warga China yang rumahnya di Beijing tidak diizinkan pulang tanpa melakukan karantina terlebih dahulu kecuali dalam keadaan khusus. Bagi mereka yang menolak melakukannya atau mengikuti peraturan pemerintah untuk memutus rantai penularan virus corona akan dihukum.
Sumber-sumber itu mengatakan pelonggaran karantina ini tidak berlaku bagi wisatawan dari luar negeri. Sejak 11 Maret lalu Beijing memberlakukan kebijakan karantina mandiri selama 14 hari bagi semua orang yang berasal dari luar negeri termasuk warga China.
Jumlah kasus infeksi di dalam negeri China terus menurun. Berbagai larangan untuk menahan laju penyebaran virus pun perlahan-lahan dilonggarkan. Sejak 15 April lalu China sudah tidak lagi melaporkan adanya penularan lokal.
Sebelumnya kantor berita Xinhua melaporkan China akan menggelar Kongres Rakyat Nasional di Beijing pada 22 Mei mendatang. Keputusan ini mengindikasi China percaya diri telah berhasil mengatasi pandemi virus corona yang berawal di Wuhan tahun lalu.
Pasalnya pertemuan ini akan dihadiri oleh 3.000 anggota legislatif. Sidang ini melibatkan perwakilan dari seluruh China. Mereka akan datang ke Beijing menggunakan pesawat dan kereta, dilansir dari Reuters.