REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, menyebut, Pemerintah Italia cenderung apatis dan memiliki kepedulian besar terhadap industri sepak bola di Italia.
Hal ini terkait keputusan Pemerintah Italia untuk belum memperbolehkan pesepak bola melakukan latihan. Pemerintah Italia memang berencana secara perlahan menghapus pembatasan-pembatasan sosial selama masa karantna wilayah pada 4 Mei mendatang. Salah satunya, Pemerintah Italia memperbolehkan warga Italia untuk melakukan olahraga ringan, seperti jogging, di area publik.
Namun, kebijakan ini ternyata tidak berlaku untuk para atlet, termasuk pesepak bola. Mereka baru diperbolehkan berlatih di dalam sebuah ruang latihan secara tertutup pada 18 Mei mendatang.
Kebijakan ini sempat mendapatkan kritikan keras dari berbagai pihak, dari pemain, klub, Lega Serie A, hingga FIGC. Kebijakan ini dinilai mengganggu rencana untuk menggelar kembali Liga Italia musim ini, setidaknya pada akhir Mei atau awal Juni mendatang.