REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Sejak Serie A musim ini resmi ditangguhkan sementara pada 10 Maret silam, bek tengah Juventus, Matthjis de Ligt, memutuskan untuk tetap berada di Turin. Dia menjalani isolasi mandiri di salah satu kota terbesar di Italia Utara tersebut.
Namun, secara mengejutkan, bek tengah berusaia 20 tahun itu itu ternyata memutuskan kembali ke Belanda dalam beberapa hari terakhir. Hal ini terungkap lewat unggahan foto di akun instagram milik kekasih De Ligt, AnneKee Molenaar.
Dalam foto yang diunggah pada awal pekan ini tersebut, De Ligt terlihat tengah mengajak jalan-jalan anjingnya di daerah pedesaan di Belanda. Tidak hanya itu, AnneKee juga mengunggah video yang menampilkan De Ligt tengah jogging di dekat rumahnya di Belanda.
Dengan kepergian De Ligt ke Belanda, maka daftar pemain Juventus yang berada di luar Italia makin bertambah. Setidaknya sembilan pemain tim utama Si Nyonya Tua berada di luar negeri. Selain De Ligt, ada Cristiano Ronaldo, Douglas Costa, Danilo, Alex Sandro, Gonzalo Higuain, Sami Khedira, Adrien Rabiot, dan Wojciech Szczesny diketahui berada di luar Italia.
Nantinya, saat kembali ke Italia, sembilan pemain ini harus melakoni isolasi mandiri. "Artinya, pemain-pemain tersebut harus absen setidaknya selama 14 hari guna menjalani isolasi mandiri dan dipastikan negatif virus Covid-19," tulis laporan Football Italia. Rabu (29/4). Padahal, FIGC dan Liga Serie A berencana kembali melanjutkan Serie A musim ini pada akhir Mei atau awal Juni mendatang.
Dengan isolasi mandiri selama minimal 14 hari, maka De Ligt dan pemain lain baru bisa merumput pada pertengahan Juni mendatang. Pandemi Covid-19 di Italia mulai berangsur-angsur berkurang dengan tidak adanya peningkatan kasus positif secara signifikan dalam beberapa har terakhir.
Bahkan, Pemerintah Italia mulai memperbolehkan warga Italia melakukan olahraga ringan pada 4 Mei mendatang. Namun, Pemerintah Italia mash belum memperbolehkan pesepak bola melakukan sesi latihan di ruang latihan klub setidaknya hingga 18 Mei mendatang. Kebijakan inilah yang terus dikritik oleh Lega Serie A, klub, dan pemain.