REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Presiden La Liga Spanyol, Javier Tebas, mengkritisi keputusan pemerintah Prancis yang melarang aktivitas olahraga sampai September yang berujung pada berhentinya Ligue 1 musim 2019/2020.
Tebas berharap pemerintah Spanyol tidak mengikuti langkah tersebut dan tetap berusaha untuk memungkinkan kembalinya gelaran olahraga profesional.
"Aku tidak mengerti bagaimana menggelar pertandingan sepak bola tanpa penonton, dengan segala langkah preventif yang dilakukan, bisa lebih berbahaya daripada bekerja di pabrik atau memancing di laut lepas," kata Tebas dikutip dari Tribal Football, Rabu (29/4).
Menurutnya, keputusan pemerintah Prancis terlalu terburu-buru. Pasalnya, jika sektor ekonomi penting tidak bisa digelar kembali dalam situasi yang aman dan terkontrol, sektor ekonomi tersebut akan menghilang. Dan, kata dia, sepak bola profesional termasuk di dalamnya.
Dia mencontohkan, Jerman dan negara-negara lain bisa mengambil langkah berbeda yang mengedepankan kemungkinan untuk kembali digelarnya kompetisi.
"Di negara-negara lain, sudah ada tim yang menggelar latihan. Itu adalah contoh yang harus diikuti. Di Spanyol, sepak bola adalah aktivitas ekonomi yang penting. Kami terus berusaha agar kompetisi bisa digelar lagi dengan mengikuti saran dari ahli kesehatan," tutur Tebas.