Rabu 29 Apr 2020 22:17 WIB

Pemkot Bogor Sasar Pasar dan Stasiun untuk Tempat Rapid Test

Pasar dan stasiun menjadi tempat penyebaran utama Covid-19 di Kota Bogor

Rep: Nugroho Habibi / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas medis menunjukkan sampel saat Rapid Test di Pasar Bogor, jalan Roda, Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). PD Pasar Pakuan Jaya bersama Dinkes Kota Bogor melakukan Rapid Test sebanyak 300 sampel untuk pegawai dan pedagang pasar sebagai upaya antisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19) di pasar tradisional Kota Bogor
Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA
Petugas medis menunjukkan sampel saat Rapid Test di Pasar Bogor, jalan Roda, Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/4/2020). PD Pasar Pakuan Jaya bersama Dinkes Kota Bogor melakukan Rapid Test sebanyak 300 sampel untuk pegawai dan pedagang pasar sebagai upaya antisipasi penyebaran virus Corona (COVID-19) di pasar tradisional Kota Bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mentargetkan, warga yang masih beraktivitas di tempat umum untuk di rapid test (test cepat). Langkah itu, guna memetakan persebaran Covid-19 di Kota Bogor.

Diketahui, Kota Bogor telah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pertama mulai tanggal 15 April hingga 28 April 2020. Pemkot Bogor telah kembali memperpanjang PSBB selama 14 hari ke depan.

Berdasarkan analisis persebaran Covid-19 selama PSBB pertama, pasar dan stasiun menjadi tempat persebaran Covid-19 yang cukup tinggi karena masih banyaknya masyarakat yang berinteraksi. Oleh karena itu, Bima menyatakan, akan menyasar masyarakat yang beraktivitas di tempat umum untuk di rapid test.

"Jadi ketika dicek (Covid-19), sebagian besar beraktivitas di tempat-tempat umum. Kita menyasar kesitu," jelas Bima usai meninjau rapid test di Pasar Bogor, Rabu (29/4).

Bima menjelaskan, rapid test menjadi satu dari tiga prioritas Pemkot Bogor dalam menanggulangi persebaran Covid-19. Dia menyatakan, akan terus mentargetkan tempat umum untuk dilakukan test.

Dalam beberpa hari ini, dia mengatakan, telah mengupayakan untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Demikian, bantuan rapid test maupun swab dapat dilakukan di tempat-tempat umum seperti di Stasiun Bogor yang baru saja melakuakn test swab kepada 350 penumpang dan petugas Kereta Rel Listrik (KRL).

"Saya usahakan warga di test. Ada rapid tes ada swab. Di tempat-tempat umum kita akan laksanakan itu. Kemarin Pak Wakil Wali Kota Bogor di Stasiun Bogor," ujar dia.

Selain itu, Bima menambahkan, pihaknya juga terus menertibkan pedagang di luar delapan sektor yang dikecualikan dalam PSBB yang berjualan di Pasar Bogor. Meskipun mendapati sejumlah pedagang kecil yang masih berjualan, dia mengatakan akan meminta Satpol-PP untuk terus memberikan pengawasan.

"Karena ini orang-orang yang tidak bisa makan kalo gak laku, tapi saya minta Satpol-PP untuk mengontrol supaya tidak ada kerumunan, mereka tetap menggunakan masker dan jaga jarak," ucap dia.

Bima mengakui, PSBB pertama masih cukup kendor dan longgar dalam menegakkan aturan. Namun, dia berjanji, akan memperketat pengawasan dan menegakkan aturan dalam menjalankan PSBB kedua.

Bima menyebut telah melibatkan Forkompinda, Kejaksaan dan Pengadilan untuk melakukan penindakan di lapangan. Demikian, penindakan itu, dapat memberikan efek jerah kepada masyarakat yang masih melanggar.

"Jadi kepada warga Bogor jangan melakukan pelanggaran, karena kita akan mulai tindak," ucap dia.

Direktur Utama Perumda Perusahaan Daerah (PD) Pasar Pakuan Jaya, Muzakir mengatakan terdapat 300 alat rapid test yang disediakan. Alat itu dipergunakan untuk para pedagang dan juga pembeli di Pasar Bogor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement