REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden berjanji, jika terpilih dia tetap mempertahankan Kedutaan Besar (Kedubes) AS untuk Israel di Yerusalem. Awalnya, dia menentang keputusan Presiden Donald Trump yang memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Mei 2018, tetapi dia menilai saat ini semuanya sudah terlanjur.
"Tapi sekarang sudah selesai, saya tidak akan memindahkan kedutaan kembali ke Tel Aviv," ujar Biden, dilansir Aljazirah.
Biden juga berjanji akan membuka kembali konsulat AS di Yerusalem Timur. Selain itu, Biden juga tetap akan merangkul Palestina untuk membicarakan perdamaian.
Presiden Trump mendapatkan sorotan dunia ketika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Sejak saat itu, Trump kerap mengeluarkan kebijakan yang mendukung Israel, diantaranya mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel serta mengumumkan proposal perdamaian Timur Tengah sebagai langkah perdamaian bagi Israel dan Palestina.
Palestina dengan tegas menolak proposal perdamian tersebut, karena terlalu banyak memberikan keuntungan bagi Israel. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, pemerintahannya tidak akan menerima proposal perdamaian itu jika Israel mencaplok tanah di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Status Yerusalem merupakan salah satu masalah penting yang diperdebatkan dalam konflik Israel-Palestina. Israel memegang kendali atas Yerusalem Timur sejak perang 1967, dan mencaplok wilayah tersebut. Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kota yang tidak bisa dibagi.
Sementara, Palestina menganggap Yerusalem Timur sebaga ibu kota negara di masa depan. Terlebih di wilayah itu terdapat tempat suci ketiga umat Islam yakni Masjid Al Aqsa.