Kamis 30 Apr 2020 16:00 WIB

ACT Hadirkan Solusi Warga Bekasi Dapat Beras Gratis

ACT hadirkan Humanity Careline yakni layanan distribusi beras gratis berbasis digital

Red: Gita Amanda
Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi menghadirkan program pemenuhan kebutuhan pangan di masa wabah Covid-19 di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, bernama Humanity Careline.
Foto: ACT
Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi menghadirkan program pemenuhan kebutuhan pangan di masa wabah Covid-19 di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, bernama Humanity Careline.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi menghadirkan program pemenuhan kebutuhan pangan di masa wabah Covid-19 di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, bernama Humanity Careline. Program tersebut merupakan layanan distribusi beras gratis berbasis digital untuk masyarakat yang mengalami kesulitan pangan akibat pandemi Covid-19. 

Layanan Hummanity Careline ini telah berjalan sejak 27 April 2020 di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi. Dengan kapasitas layanan sebanyak 1,5 ton beras setiap hari, program ini akan memenuhi kebutuhan pangan untuk 300 Kepala Keluarga (KK) setiap harinya atau masing-masing 150 KK di Kota dan Kabupaten Bekasi. 

“Singkatnya, masyarakat yang mengalami kesulitan pangan selama pandemi Covid-19 secara mudah dapat menghubungi Layanan Telepon Bebas Pulsa di nomor 0800-1-165-228, lalu mitra ojek daring akan mendistribusikan beras secara door to door kepada penerima manfaat,” kata Kepala Cabang ACT Bekasi Ishaq Maulana, Kamis (30/4).

Ishaq melanjutkan, untuk mendapatkan bantuan beras gratis melalui layanan Humanity Careline, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan masyarakat. “Yang pertama menyampaikan permintaan melalui Layanan Telepon Bebas Pulsa (0800-1-165-228), oleh penerima manfaat atau diwakilkan oleh keluarga, tetangga, tokoh masyarakat atau ketua RT/RW. Setelah proses layanan telepon tersebut, dilakukan proses administrasi data calon penerima manfaat melalui pesan Whatsapp. Kemudian, dilanjutkan dengan proses verifikasi data oleh tim verifikasi untuk menganalisis profil penerima manfaat,” jelas Ishaq.