REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN-- Pohon pisang, termasuk tanaman yang bisa tumbuh dengan baik di Kabupaten Grobogan yang beriklim panas. Selama ini, pisang hanya sebatas dimanfaatkan buahnya saja. Daunnya kerap kali hanya dibiarkan begitu saja, mengering, jatuh dan membusuk di tanah.
Padahal, ada manfaat lain yang bisa diambil dari daun pisang. Salah satunya dijadikan wadah persemaian alami untuk menggantikan plastik. Hal ini seperti yang diterapkan oleh Solikun petani milenial sekaligus Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) dari desa Rajek Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.
“Saya mencoba menanam bibit bunga matahari dan cabai untuk kegiatan obor pangan lestari (OPAL) di BPP Godong," ujar Solikun belum lama ini.
Solikun mengaku belajar membuat polybag dari daun pisang melalui youtube. Ia mengaku tertarik untuk mengembangkan karena selain mudah didapat, murah dan dapat dibenamkan langsung ke dalam tanah bersama tanaman.
“Kenapa saya menggunakan daun pisang sebagai wadah persemaian dan bukan plastik? Alasannya sederhana, daun pisang mudah didapat tidak perlu beli. Kemudian, daun pisang juga praktis, begitu tanam langsung dipindah ke lahan kebun, akar tidak terganggu sebab tidak harus dibuka," katanya.
Berbeda dengan plastik atau polybag saat tanam harus dibuka. Plastik juga tidak mudah membusuk sehingga mencemari lingkungan, serta untuk memakai polybag, petani harus membeli pula yang berarti menambah ongkos tanam. Solikun menambahkan, cara pembuatan green polybag dari daun pisang cukup mudah. Yang dibutuhkan hanya daun, media tanam, bibit tanaman, staples dan isinya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Godong, Suyatmi mengatakan bahwa ide cemerlang dari Solikun patut diacungi jempol. Selama ini petani menggunakan polybag dari plastik.
Namun seiring cepatnya arus informasi, petani dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk kemajuan pertanian. Tak ada salahnya mencoba hal baru untuk pertanian yang ramah lingkungan dan menguntungkan, ujar Suyatmi.
“Teknologi sederhana ini bisa diadopsi oleh petani lain karena selain mudah dan murah dalam pembuatannya, juga ramah lingkungan karena mudah terurai dalam tanah," kata Suyatmi.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nusyamyi mengatakan, peran generasi milenial mampu ikut membantu menjadi corong positif pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian, dengan mempercepat advokasi kepada masyarakat terutama berkaitan dengan program-program Kementerian Pertanian.
Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat mengolah dan semangat panen. Ini membuktikan pertanian tidak berhenti," kata Dedi.