Jumat 01 May 2020 03:03 WIB

Benarkah Uang Tunai Bisa Tularkan Virus Corona?

Uang tunai berpindah-pindah dan tidak diketahui riwayat kebersihannya.

Pembayaran digital lebih dianjurkan saat pandemi corona dibandingkan uang tunai karena lebih higienis.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pembayaran digital lebih dianjurkan saat pandemi corona dibandingkan uang tunai karena lebih higienis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemik virus corona berlangsung, masyarakat diharapkan menggunakan uang elektronik sebagai pencegahan penularan. Sebenarnya seberapa besar kemungkinan terpapar Covid-19 dari uang tunai?

Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) Dr Moh Adib Khumaidi SpOT mengatakan, transaksi menggunakan uang tunai memungkinkan untuk menularkan virus corona. Pasalnya, uang tersebut berpindah dari tangan ke tangan yang tidak diketahui riwayat kebersihannya.

Baca Juga

"Saat ada transaksi yang uang tunai dari tangan ke tangan, kita tidak tahu orang yang pegang uang itu tangannya habis apa? Entah pegang kuping, entah tidak cuci tangan, atau lainnya, di mana virus dan kuman bisa berpindah ke uang," kata dr Adib dalam konferensi virtual Positif Gotong Royong Digital, Kamis (30/4).

Menurut dr Adib, penelitian sudah membuktikan jika virus corona dapat bertahan di benda seperti kertas dan logam selama 48 jam. Oleh karena itu, penularan melalui uang tunai cukup memungkinkan.

"Bukan hanya uang tunai saja tapi dengan benda-benda tertentu juga. Ada penelitiannya bahwa di benda logam bisa bertahan 24-48 jam. Ini penelitian yang penting. Akhirnya kebutuhan uang tunai beralih menjadi uang digital dan ini penting," katanya.

Dokter Adib juga mengungkap jika mendeteksi penyebaran virus corona bisa dilakukan menggunakan sinar ultraviolet (UV). "Sekarang ada teori juga untuk menghentikan Covid bisa dengan penggunaan sinar UV. Meski tidak membunuh, tapi bisa dipergunakan untuk itu. Ya, tapi sinar UV kan harus ada alat khususnya. Bisa juga dengan mencelupkan uang ke cairan klorida, tapi nanti uangnya rusak," ujar dr Adib.

"Kalau hanya disemprot-semprot sanitizer saja ya bisa, tapi itu sifatnya hanya seperti cuci tangan, untuk membersihkan dari kuman. Tapi, kalau membunuh virus tidak direkomendasikan," katanya menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement