Jumat 01 May 2020 12:56 WIB

Covid-19 Belum Takluk, Cuan Twitter dari Iklan Kembali Cerah

Covid-19 Belum Takluk, Cuan Twitter dari Iklan Kembali Cerah

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Covid-19 Belum Takluk, Cuan Twitter dari Iklan Kembali Cerah. (FOTO: Unsplash/Sara Kurfeß)
Covid-19 Belum Takluk, Cuan Twitter dari Iklan Kembali Cerah. (FOTO: Unsplash/Sara Kurfeß)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Twitter mengatakan penjualan iklannya sedikit pulih di Asia setelah terjun karena pandemi Covid-19 dan telah mempercepat kerja pada alat untuk menarik pengiklan. Twitter juga menjadi perusahaan teknologi kesekian yang melaporkan bahwa Covid-19 berdampak lebih ringan daripada prediksi.

Dilansir dari Reuters (30/4/2020), Twitter mengumumkan pendapatan kuartal pertama yang lebih besar dan kerugian yang lebih kecil dari perkiraan analis keuangan. Pengguna harian yang dapat melihat iklan tumbuh 24% menjadi 166 juta, sekitar 2 juta di atas perkiraan karena orang mencari di Twitter untuk informasi terkait Covid-19.

Twitter tidak memberikan panduan yang biasa tentang penjualan untuk kuartal saat ini atau tidak ada komentar apakah penjualan iklan AS telah bangkit kembali juga. Hal itu memperingatkan peningkatan lebih kecil dalam pendapatan non-iklan. Menjadikan pengembangan alat iklan sebagai prioritas nomor 1 juga dapat mempersulit upaya untuk mempertahankan pertumbuhan pengguna hingga akhir tahun.

Baca Juga: 379.000 Mitra Pengemudi Grab Dapat Literasi Digital, Sekaligus Sertifikat dari Microsoft

Namun, hasil kuartal pertama dan tanda-tanda pemulihan juga terlihat selama seminggu terakhir dari pesaing utama Twitter untuk pengiklan, termasuk Facebook Inc, orangtua Google, Alphabet Inc, dan Snapchat milik Snap Inc.

Saham perusahaan-perusahaan itu, termasuk Twitter, telah melonjak dalam minggu terakhir, menghapus sebagian besar atau semua penurunan mereka untuk tahun ini.

Virus corona mencederai industri travel, ritel dan hiburan di belahan dunia pada Maret, yang menyebabkan pemotongan anggaran mendadak di banyak pengiklan dan menimbulkan kekhawatiran tentang prospek penjual iklan.

Sekitar 84% dari pendapatan Twitter berasal dari iklan di layanan dan aplikasi mitra, dan penjualan itu 27% lebih rendah dalam tiga minggu terakhir Maret dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Tetapi penjualan bangkit kembali di Asia selama akhir Maret karena lockdown meningkat di sana, kata Twitter, tanpa memberikan angka spesifik.

Selain itu, Twitter mengatakan mereka berharap untuk merilis alat lebih awal dari yang direncanakan tahun ini untuk menarik bisnis dari game mobile dan pembuat aplikasi lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement