Jumat 01 May 2020 12:53 WIB

May Day, Ribuan Buruh Kena PHK Terima Paket Sembako

Peringatan May Day tahun ini memang berbeda dari tahun biasanya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi buruh.
Foto: REPUBLIKA
Ilustrasi buruh.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Peringatan May Day atau Hari Buruh tahun ini berasa berbeda bagi Mujiono. Pasalnya ia harus menerima kenyataan pahit terkena PHK dari perusahaan tempatnya bekerja, akibat dampak pandemi corona.

Sudah dua pekan terakhir penghuni rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Kudu, Kecamatan Genuk, Kota Semarang ini sudah tidak bekerja lagi di kawasan Tanjung Emas Semarang. Kini ia hanya mengandalkan sisa- sisa tabungan yang dimilikinya guna 'menambal' kebutuhan serta biaya hidup sehari- hari bersama keluarganya.

"Tapi, entah sampai kapan situasi pandemi ini, karena sisa tabungan saya pun tidak seberapa banyak," ungkapnya, Jumat (1/5).

Hal yang sama diungkapkan  Sugeng Khotib, penghuni rusunawa Kudu lainnya. Akibat pandemi Korona, ia pun bernasib serupa dengan Mujiono, terkena opsi PHK dari perusahaan tempatnya bekerja.

Bedanya, ia sudah dua bulan tidak bekerja dan saat ini tak memiliki sisa tabungan. Karena beban sejumlah 'cicilan' yang sudah menjadi kewajibannya.

Untuk menyambung hidup, ia terpaksa harus bekerja serabutan yang penting halal dan bisa menopang kebutuhan hidup keluarganya. "Sekarang kerja serabutan, bantu nyapu bersih- bersih di rusunawa ini demi mencukupi anak istri," terangnya.

Sugeng pun mengaku, peringatan May Day tahun ini memang berbeda dari tahun biasanya. Jika tahun-tahun lalu ia juga ikut demonstrasi, saat ini ia tidak begitu semangat.

"Tidak demo sekarang, kondisinya sudah seperti ini, serba sulit. Tetapi saya terima kenyataan saja, demo sekarang tidak penting, yang penting bagaimana bisa bertahan hidup," tegasnya.

Baik Mujiono maupun Sugeng tidak sendiri. Karena 75 persen penghuni rusunawa Kudu ini merupakan para buruh pekerja dan hampir semuanya telah terkena PHK atau harus dirumahkan. Di berbagai daerah, di Jawa Tengah juga masih ada belasan ribu orang buruh yang mengalami nasib seperti mereka. 

Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja kabupaten/kota ( per 29 April 2020) akumulasi jumlah buruh ter-PHK mencapai 11.054 orang. Jumlah ini tersebar di 29 kabupaten/ kota dari 35 kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. 

"Karena itu, dengan mengambil momentum Mayday kali ini Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Tengah menyalurkan bantuan paket bahan kebutuhan pokok kepada mereka," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Akibat pandemi Korona, jelasnya banyak buruh yang di PHK atau dirumahkan sehingga bantuan yang disalirkan ini untuk membantu meringankan beban para pekerja.

Sebanyak 864 paket sembako dibagikan kepada para buruh yang menempati rusunawa Kudu. Penghuni rusunawa ini  menerima bantuan karena memang kesulitan setelah mayoritas penghuninya merupakan pekerja ter PHK atau dirumahkan.

Maka May Day kali ini diperingati dengan legiatan untuk saling membantu, terutama para buruh yang di-PHK atau dirumahkan. "Daripada buruh pada demo, mengumpulkan masa itu kan berbahaya. Maka kami meminta buruh tidak usah aksi demo di peringatan May Day ini, biarkan kami yang demo dengan membagi- bagikan bantuan kepada mereka," kata Ganjar.

Selain kepada buruh yang dirumahkan atau di PHK, lanjut gubernur, bantuan serupa juga diberikan kepada mereka yang saat ini menjadi sangat membutuhkan. Seperti mereka yang usahanya mandek, atau akibat terkena dampak lain selama masa pandemi, juga akan dibantu agar bisa lebih tenang dalam situasi yang serba sulit ini.

Usai dari Rusunawa Kudu, gubernur juga melanjutkan penyaluran bantuan di rusunawa Gedanganak Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali. Sementara sebanyak 300 paket sembako dibagikan di rusunawa Gedanganak dan 1000 paket sembako dibagikan kepada buruh di Boyolali.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement