REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara-negara anggota ASEAN menyepakati tujuh upaya kerja sama di bidang pariwisata. Kesepakatan sebagai mitigasi terhadap sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19.
"Kerja sama yang kuat dibutuhkan dalam upaya menangani bersama dampak Covid-19 di sektor pariwisata di ASEAN. Saatnya kita semua bersama. Dengan bersama kita bisa kuat," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dalam keterangan resminya, Jumat (1/5).
Kerja sama tersebut disepakati setelah adanya pertemuan Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers (M-ATM) on Covid-19 pada Rabu (29/4) lalu. Pertemuan itu menghasilkan joint statement yang memuat tujuh poin.
Pertama, para menteri sepakat membina koordinasi ASEAN dalam mempercepat pertukaran informasi tentang perjalanan, terutama terkait standar kesehatan dan langkah-langkah lain yang diperlukan anggota ASEAN dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 melalui peningkatan operasi Tim Komunikasi Krisis Pariwisata ASEAN (ATCCT).
Kedua, mengintensifkan kolaborasi Organisasi Pariwisata Nasional (NTOs) ASEAN dengan sektor-sektor ASEAN lain yang relevan. Terutama di bidang kesehatan, informasi, transportasi, dan imigrasi serta dengan mitra eksternal ASEAN dalam mitigasi dan mengurangi dampak Covid-19 serta krisis lain di masa depan.
Ketiga, para menteri juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang lebih erat dalam berbagi informasi dan praktik terbaik dalam mendukung sektor pariwisata ASEAN. Keempat, kerja sama ini juga mencakup penerapan kebijakan dan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kepercayaan antara pengunjung domestik dan internasional ke Asia Tenggara. Termasuk standar dan pedoman dalam meningkatkan faktor keamanan dan kesehatan di industri lainnya terkait pariwisata.
Kelima, para menteri pariwisata juga sepakat untuk mendukung pengembangan dan implementasi rencana pemulihan krisis pasca Covid-19, membangun kemampuan pariwisata ASEAN, serta upaya promosi dan pemasaran pariwisata bersama dengan tujuan memajukan ASEAN sebagai single tourism destination. Keenam, para menteri sepakat untuk mempercepat penerapan kebijakan mikro dan makro ekonomi, memberikan dukungan teknis dan stimulus pariwisata.
Ketujuh, mempercepat kerja sama dengan mitra dialog ASEAN, organisasi internasional dan industri yang relevan untuk membangun Asia Tenggara yang tangguh dan siap untuk secara efektif menerapkan dan mengelola pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif setelah krisis.
Angela menyatakan, Indonesia berkomitmen bersama seluruh negara anggota ASEAN untuk mendorong visi bersama melakukan mitigasi dan pemulihan sektor pariwisata, baik selama maupun usai pandemi Covid-19.
"Beberapa studi menyatakan sedikitnya butuh waktu lima tahun bagi sektor pariwisata untuk kembali normal dari Covid-19. Tapi saya percaya ASEAN bisa lebih baik dari itu," kata Angela.