Jumat 01 May 2020 15:08 WIB

Travel Gelap Pemudik ke Tasikmalaya Terungkap, Ini Rutenya

Penumpang dimintai ongkos Rp 400 Ribu

Rep: Bayu Adji/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas kepolisian memerintahkan mobil  travel untuk memutar kembali ke arah Jakarta saat penyekatan di jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Senin (27/4/2020). Penyekatan kendaraan pemudik oleh Polres Tegal Kota itu dilakukan menyusul adanya larangan mudik oleh Pemerintah guna mencegah penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Petugas kepolisian memerintahkan mobil travel untuk memutar kembali ke arah Jakarta saat penyekatan di jalur Pantura, Tegal, Jawa Tengah, Senin (27/4/2020). Penyekatan kendaraan pemudik oleh Polres Tegal Kota itu dilakukan menyusul adanya larangan mudik oleh Pemerintah guna mencegah penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya menangkap sopir travel gelap yang beroperasi meski terdapat larangan mudik dari pemerintah, pada Kamis (31/4) dini hari. Dalam travel itu didapatkan empat penumpang asal Jabodetabek yang hendak mudik ke Tasikmalaya.

Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto mengatakan, para penumpang mobil travel gelap itu diminta ongkos sebesar Rp 400 ribu per orangnya. Penumpang akan dijemput di tempat tinggalnya dan diantarkan ke rumahnya di Tasikmalaya."Ongkosnya diminta Rp 400 ribu per orang. Padahal, ongkos dari Jakarta ke Tasikmalaya biasanya cuma sekitar Rp 80 ribu," kata dia, Jumat (1/5).

Anom menjelaskan, travel mengambil rute melalui tol dan keluar dari Buah Batu, Bandung. Dari arah Buah Batu, travel menyusuri jalur tikus melalui Majalaya sampai nantinya ke Cicalengka sampai Nagrek. Dari Nagrek lewat jalan utama ke arah Limbangan Garut sampai ke Ciawi Tasikmalaya.

Namun, sesampainya di Ciawi, mobil itu lewat ke Jalan Ciawi-Singaparna (Cisinga) dan masuk Kota Tasikmalaya lewat Jalan Singaparna-Cikunir. "Kita berhasil menghetikannya di Pertigaan Jalan Mangin, di pos penjagaan perbatasan di sana," kata dia.

Menurut dia, mobil itu telah beberapa kali dijadikan angkutan untuk mengantar pemudik dari Jabodetabek ke wilayah Tasikmalaya. Padahal, sudah ada larangan dari Presiden agar warga tidak mudik.

Anom mengimbau masyarakat untuk sama-sama disiplin dan matuhi anjuran pemerintah. "Presiden telah melarang kegiatan mudik. Harapannya, kita dapat cepat lewati pandemi Covid-19," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement