REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Per akhir April 2020, sebanyak 88.759 pekerja migran Indonesia (PMI) telah kembali ke Tanah Air akibat pekerjaannya terdampak pandemi Covid-19. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan, angka tersebut didominasi pekerja migran yang mencari nafkah di Malaysia, Hong Kong, Singapura, dan beberapa negara lain.
"Sedangkan sampai Mei kita prediksi pekerja migran Indonesia yang akan pulang 16.812 orang," ujar Ida usai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Kamis (30/4).
Untuk menekan dampak ekonomi lanjutan, pemerintah pun menyiapkan program agar para PMI yang pulang kampung ini tetap produktif dan menerima insentif. Beberapa program yang disiapkan untuk menampung pekerja migran antara lain, padat karya produktif, padat karya infrastruktur, dan pelatihan reguler yang dilakukan secara offline setelah penanganan Covid-19 rampung.
Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memperkirakan, kepulangan pekerja migran Indonesia hingga akhir 2020 akan mencapai 260 ribu orang. Hal ini sejalan dengan proyeksi pandemi Covid-19 yang akan berangsur pulih hingga akhir tahun.
BP2MI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memfasilitas kepulangan PMI dengan protokol kesehatan. BP2MI juga telah merealokasi anggaran sebesar Rp 7 miliar unutk penanganan dan memberikan perlindungan bagi PMI dan keluarganya pada masa Covid-19. Kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah seiring dengan kebutuhan-kebutuhan di masa depan.