Jumat 01 May 2020 19:46 WIB

Pangandaran Diguncang Gempa, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa dengan magnitudo 4,6 mengguncang Kabupaten Pangandaran pada Jumat sore.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,6 terjadi di Kabupaten Pangandaran pada Jumat (1/5) sekira pukul 17.43 WIB. Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa itu tak berpotensi menimbukan tsunami.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Nan Ruhena mengatakan, gempa sempat dirasakan oleh warga. Namun, guncangan hanya dirasakan ringan.

Baca Juga

"Hanya getaran kecil saja tadi. Hampir tidak terasa," kata dia saat dikonfirmasi Republika. Menurut dia, hingga saat ini tak ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut.

Sementara itu, Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hendro Nugroho menjelaskan, titik episenter gempa terletak pada koordinat 8,26 lintang selatan dan 108,2 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 70 kmlilometer arah barat daya Kabupaten Pangandaran. Gempa bumi itu berada pada kedalaman 38 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal. Gempa terjadi akibat aktivitas zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.

"Dampak gempa bumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shake map) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Garut dengan Skala Intensitas III MMI, di Pangadaran dengan Skala Intensitas II - III MMI," kata dia.

Kendati demikian, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut. Sementara itu, hasil pemantauan BMKG menunjukkan belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan aftershock.

"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement