REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO klub PSIS Semarang Yoyok Sukawi mendesak operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk segera menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa. Yoyok menilai, semakin cepat RUPS luar biasa dilaksanakan, akan semakin baik.
Menurut pria yang juga anggota komite eksekutif PSSI itu, di dalam rapat tersebut, LIB mesti membahas tentang kelanjutan kompetisi.
Selain itu, klub-klub sebagai pemegang saham juga berhak mengetahui tentang rencana bisnis dan kondisi finansial PT LIB di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
“PSIS meminta laporan mengenai posisi keuangan LIB dengan dihentikannya liga. Selain itu juga membahas isu-isu yang berkembang supaya tidak simpang siur,” ujar Yoyok ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Jumat (1/5).
Pria yang bernama asli AS Sukawijaya itu menegaskan bahwa soal keuangan menjadi penting karena sampai berita ini diturunkan, klub-klub Liga 1 dan 2 musim 2020 belum menerima subsidi di bulan Mei 2020.
“Subsidi juga akan kami tanyakan, karena itu hak klub. Jangan sampai ditunda-tunda apalagi tidak diberikan. Kasihan klub Liga 1 dan Liga 2, sekarang kami masih mempunyai beban cukup besar untuk gaji,” tutur Yoyok.
Meski demikian, anggota Komisi X DPR RI periode 2019-2024 itu menegaskan bahwa RUPS bukan ajang untuk membicarakan tentang isu nepotisme di PT LIB. Isu tersebut muncul setelah nama anak dari Direktur Utama PT LIB Cucu Somantri, Pradana Aditya Wicaksana, muncul sebagai General Manager PT LIB. Cucu sudah mengklarifikasi kabar itu dan menyebut bahwa jabatan anaknya belum resmi.
“Kita akan fokus membicarakan keuangan dan bisnis. Isu lain akan menjadi pelengkap saja,” ujar Yoyok.
Liga 1 serta 2 Indonesia musim 2020 diliburkan sementara akibat pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air. Belum ada kepastian kapan liga akan kembali bergulir. Namun, jika pemerintah Indonesia memperpanjang masa tanggap darurat virus corona yang saat ini ditetapkan sampai 29 Mei 2020, PSSI memastikan Liga 1 dan 2 musim 2020 akan dihentikan.
Situasi tersebut membuat tim-tim Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 harus jungkir balik demi menyeimbangkan keuangan klub. Salah satu cara yang diambil adalah memotong gaji pemain, pelatih dan staf.
Beban klub bertambah berat karena PT LIB belum melunasi subsidi untuk bulan Maret 2020. Padahal, tim-tim Liga 1 dan 2 2020 sudah bertanding pada bulan tersebut.